PDIP: Prabowo Mending Mangkal di Pangkalan Ojol Agar Dapat Fakta Utuh

22 November 2018 8:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota DPR RI Komisi III, Masinton Pasaribu. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota DPR RI Komisi III, Masinton Pasaribu. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Politikus PDIP Masinton Pasaribu, menepis pernyataan Prabowo yang sedih dengan masa depan anak bangsa karena hanya menjadi tukang ojek setelah lulus sekolah yang seakan menunjukkan sulitnya mendapat lapangan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Menurut Masinton, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka terus mengalami penurunan sejak 2015.
Ia menyebut pada 2015 angka pengangguran terbuka sekitar 6,18% dan menurun di tahun berikutnya menjadi 5,61%. Angka tersebut kembali turun pada 2017 menjadi 5,50%. Hingga Agustus 2018, tingkat pengangguran terbuka kembali turun menjadi 5,34%.
"Tren dari semua basis pendidikan, tingkat pengangguran terbuka alami penurunan," ujar Masinton saat dihubungi kumparan, Kamis (22/11).
Tak hanya data BPS, Masinton juga menyebutkan data Bappenas yang menjelaskan bahwa jumlah lapangan kerja Indonesia pada 2018 telah melampaui target Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
"Bahwa dalam rentang 2015-2018 pemerintah juga telah berhasil menciptakan 9,38 juta lapangan kerja. Secara absolut, jumlah pengangguran pun turun sebesar 40 ribu orang sehingga tingkat pengangguran terbuka telah berhasil diturunkan pemerintahan Jokowi-JK menjadi 5,34% tahun ini," jelas Masinton.
Ojek online parkir di bahu jalan.  (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ojek online parkir di bahu jalan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Penurunan angka pengangguran tersebut, kata Masinton, juga setara dengan penciptaan kesempatan kerja sebanyak 2,6-2,9 juta orang dan lapangan kerja formal di sektor bernilai tinggi dan menyerap angkatan kerja berpendidikan SMA ke atas.
ADVERTISEMENT
"Kalau data BPS, Bappenas dan Kementerian Tenaga Kerja menyebutkan terjadi penyerapan tenaga kerja untuk yang berpendidikan SMA ke atas atau perguruan tinggi, lantas Pak Prabowo menggunakan data dari mana?," ketus Masinton.
Menurut Masinton, para anak muda yang berprofesi sebagai ojek online itu hanya untuk mencari penghasilan tambahan, bukan pekerjaan utama.
"Ada baiknya Pak Prabowo sesekali mangkal di pangkalan ojek online agar dapat fakta utuh. Jangan hanya dengar masukan dari orang lingkarannya yang sering menyajikan info yang tidak sesuai fakta," kata Masinton.
Ia meminta Prabowo untuk tidak asal berbicara dan menyediakan data yang salah kepada masyarakat. Masinton juga mengingatkan Prabowo untuk belajar dari kesalahan di kasus Ratna Sarumpaet karena menerima informasi yang tak benar dari sekitarnya.
ADVERTISEMENT
"Jangan mengulangi kecerobohan menyajikan info palsu ke masyarakat seperti saat kasus oplasnya Bu Ratna Sarumpaet. Keledai saja tidak mau terperosok ke lubang yang sama berkali-kali. Akal sehat jangan dihilangkan karena ambisi kekuasaan," pungkasnya.