news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PDIP Sindir Demokrat: Mengkritik saat Punya Agenda Politik Berbeda

12 Juni 2018 11:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat saat ini gencar mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo. Padahal di awal, Demokrat kerap memberikan pujian karena menyatakan ingin ikut menyukseskan program pemerintah sebagai partai penyeimbang. Menanggapi hal itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, dalam politik adalah hal yang biasa ketika sebuah partai tidak konsisten dalam bersikap
ADVERTISEMENT
“Setiap partai punya strategi. Kalau kritik itu harusnya diberikan berdasarkan objektivitasnya. Bukan didasarkan pada kepentingan politiknya. Ketika mau ketok pintu cerita yang baik-baik, tapi ketika ada agenda berbeda kemudian memberikan kritik yang berbeda. Rakyat melihat ketidakkonsistenan di situ,” kata Hasto usai melepas pemudik di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (12/6).
Sekjen PDIP lepas 725 pemudik di St Senen (Foto: Ricad Saka)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP lepas 725 pemudik di St Senen (Foto: Ricad Saka)
Namun Hasto mengakui, awalnya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan sinyal positif terkait kemunginan berkoalisi dengan PDIP. Namun, pada akhirnya hal tersebut tidak terwujud.
Menurut Hasto, hal itu didasari oleh beberapa hal, salah satunya terkait dengan peta politik di sejumlah daerah pilkada. Menurutnya, perbedaan sikap politik di pilkada antara Demokrat dan PDIP juga menjadi faktor gagalnya koalisi di tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita lihat tentu saja dalam pemilukada serentak ini kita juga melihat ada berbagai perbedaan-perbedaan itu di Jawa Timur, kemudian di Sumatera Utara. Nah tentu saja pilkada ini senafas dengan pileg dan pilpres. Ketika di dalam pilkada juga ada perbedaan-perbedaan yang tajam. Tentu saja ini juga kurang kondusif untuk membangun kerja sama ke depan,” jelasnya.
Presiden Jokowi berbincang dengan SBY (Foto: Anung Anindito)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi berbincang dengan SBY (Foto: Anung Anindito)
Hasto turut menanggapi niat Partai Demokrat yang ingin membangun poros baru. Hasto mengatakan, tak khawatir manuver Demokrat dengan gagasan koalisi kerakyatannya.
Bahkan, Hasto yakin poros ketiga tidak akan memecah suara dukungan rakyat kepada Jokowi.
“Oh tidak (khawatir memecah suara). Karena kita ini biasa. Biasa pilpres dengan banyak calon. Dengan lima calon, dengan dua calon, tiga calon kami semuanya siap. Dan strategi kami akan menyesuaikan dengan dinamika politik yang ada. Tapi berapa pun calon kuncinya bergerak di bawah ke tengah rakyat,” tutup Hasto.
ADVERTISEMENT