PDIP soal Pidato Ketua MPR: Kreativitas Zulkifli Hasan

17 Agustus 2018 14:26 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Posko Cemara (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Posko Cemara (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pidato Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam sidang tahunan MPR Kamis (16/8) kembali menuai kritikan PDIP. Sekjen PDIP Hasto Kristyanto menilai, sebagai Ketua MPR Zulhas -sapaan Zulkifli Hasan- seharusnya lebih mengedepankan etika dan adab politik dalam berpidato.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap sidang tahunan di MPR dalam rangka menggunakan momentum 17 Agustus seharusnya mengedepankan aspek etika dan keadaban politik kita,” ujar Hasto usai upacara kemerdekaan ke-73 RI di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/8).
Dalam pidato tersebut, Zulhas menyampaikan beberapa kritikan terutama terkait ekonomi di masa pemerintahan Jokowi-JK. Salah satunya kata emak-emak yang dinilai menyinggung persoalan ekonomi pemerintahan saat ini.
Menurut Hasto, kritikan dalam pidato tersebut merupakan kreatifitas dari Zulhas sendiri.
“Sebagai ketua MPR pidato tersebut melalui pembahasan bersama, mengingat pimpinan MPR itu kolektif kolegial. Tapi ada beberapa hal terkait dengan ekonomi yang disampaikan Pak Zul itu tidak ada dalam rancangan pidato sebelumnya. Sehingga itu merupakan kreatif dari Pak Zul,” ujar Hasto.
Prosesi Upacara Bendera Kemerdekaan RI ke-73 di DPP PDIP yang diikuti oleh Perwakilan pengurus PDIP se Jabodetabek, Jakarta, JUmat (17/8/18). (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prosesi Upacara Bendera Kemerdekaan RI ke-73 di DPP PDIP yang diikuti oleh Perwakilan pengurus PDIP se Jabodetabek, Jakarta, JUmat (17/8/18). (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
Hasto mengatakan, kritikan yang disampaikan oleh Zulhas memang merupakan masalah negara. Akan tetapi masalah tersebut tengah diselesaikan oleh pemerintahan Jokowi-JK sejak awal masa pemerintahan pada 2014.
ADVERTISEMENT
“Itu (masalah ekonomi) memang ada dalam dokumen resmi pasangan Pak Jokowi dan JK saat itu. Ada 3 persoalan pokok bangsa yaitu persoalan merosotnya kedaulatan, persoalan ekonomi dan kemudian kritis identitas kita sebagai bangsa. Karena itu Trisakti sebagai jawaban dan nawacita ditempatkan sebagai agenda prioritas Jokowi,” tutup Hasto.
Diketahui sebelumnya, Zulkifli dalam pidatonya saat membuka sidang tahunan MPR, meminta agar Presiden Joko Widodo bisa mewujudkan titipan emak-emak soal harga sembako.
"Bapak Presiden, ini ada titipan emak-emak, titipan rakyat Indonesia agar harga-harga terjangkau, agar kebutuhan sehari-hari (terpenuhi)," kata Zulkifli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).