PDIP soal Pidato Prabowo: Harus Disertai Data, Agar Tak Memecah Belah

21 Maret 2018 14:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eva Kusuma Sundari (Foto: Facebook/Eva Kusuma Sundari)
zoom-in-whitePerbesar
Eva Kusuma Sundari (Foto: Facebook/Eva Kusuma Sundari)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Prabowo Subianto menyoroti berbagai kajian asing yang menyebut Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Prabowo mengingatkan pemerintah untuk terus berbenah agar kajian tersebut tidak menjadi kenyataan. Namun, pidato ini menuai kritik, salah satunya dari lawan politik Gerindra, PDIP. Partai berlogo banteng itu menilai, pernyataan Prabowo bisa memecah belah bangsa.
ADVERTISEMENT
Bendahara Fraksi PDIP di DPR, Alex Indra Lukman mengatakan, ucapan Prabowo bertolak belakang dengan slogan NKRI harga mati yang selama ini digaungkan.
"Maka bila ada yang ingin Indonesia bubar, maka pasti akan dilawan seluruh rakyat Indonesia," ucap Alex, saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (21/3).
Alex juga menyebut, sebaiknya saat berpidato, Prabowo juga menjelaskan kajian-kajian yang membuat Indonesia benar-benar bisa bubar pada 2030 mendatang. Sebab, jika hanya memberi pernyataan tanpa fakta dan data, pernyataan Prabowo dinilai hanya memicu polemik.
Prabowo Subianto. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
"Saya hanya berharap para tokoh bangsa tidak mengumbar pernyataan-pernyataan yang memecah belah bangsa. Kalau ada kajian yang memang jadi acuan maka paparkanlah data dan faktanya," lanjut dia.
Dihubungi terpisah, anggota DPR dari Fraksi PDIP Eva Sundari juga mengatakan hal serupa. Ia akan mengapresiasi pidato Prabowo jika dilengkapi dengan fakta dan data, tidak hanya berdasarkan asumsi. Dia juga menjelaskan, jika pidato itu dilengkapi dengan rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan negara ini, maka masyarakat tak akan khawatir.
ADVERTISEMENT
Bahkan menurut Eva, pidato Prabowo bisa menjadi pendidikan politik yang mencerahkan dan membangun optimisme, jika Ketum Gerindra itu memaparkan kajiannya secara lengkap.
"Kita tunggu kelanjutannya, kalau tidak kan hanya menebar ketakutan," lanjutnya.
Kutipan pidato Prabowo itu diunggah di akun Facebook Gerindra dengan durasi 1 menit 19 detik. Pidato itu sebenarnya dibacakan Prabowo pada Oktober 2017 yang lalu, di sebuah acara temu kader Gerindra.
Politikus Gerindra Elnino Husein Mohi mengatakan, pidato yang dibacakan Prabowo saat itu, berdasarkan dari kajian luar negeri.