news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PDIP soal Radar Bogor Diserang: Kader Tak Terima Ibu Mega Dilecehkan

2 Juni 2018 4:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto (Foto: Aria Pradana/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto merespons penyerangan yang dilakukan kader PDIP kepada Radar Bogor. Menurutnya, penyerangan tersebut disebabkan karena kader tidak terima Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dilecehkan dengan artikel ‘Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp 112 Juta’ yang ditulis Radar Bogor.
ADVERTISEMENT
“Kan itu kader partai yang merasa ibunya dilecehkan, ibunya dihinakan dalam pemberitaan tersebut, merasa tidak terima dan menanyakan kenapa seperti itu,” kata Bambang saat dihubungi kumparan, Sabtu, (2/6).
Bambang menjelaskan bahwa langkah yang diambil oleh kader PDIP di Bogor merupakan inisiatif sendiri agar Radar Bogor meminta maaf. Sebenarnya, Bambang mengaku tindakan tersebut tidak boleh. Namun, karena kecintaan para kader kepada Megawati, membuat penyerangan itu terjadi.
“Enggak ada (arahan), malah dilarang. Tetapi itu kan kecintaan kader partai kepada Ibu Ketua Umum yang selama ini dianggap sebagai ibunya sendiri. Tuntutannya sepele saja kok, minta maaf pada ketua umum selesai,” ujar Bambang.
“Ibu Ketum kami itu bukan hanya sekadar Ketum, itu adalah ibu kami. Jadi senakal-nakalmya anak PDIP kalau di hadapan ibu sudah enggak ada yang bisa ngomong. Perintah ibu apa siap, itu hebatnya. Yang nakal, bandelnya kayak apa di hadapan ibu ketum enggak ada, wong ibu kami,” tambahnya.
PDIP Geruduk kantor radar Bogor (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
PDIP Geruduk kantor radar Bogor (Foto: Dok. Istimewa)
Lebih lanjut, Bambang mengaku tidak bisa menegur kader PDIP yang membela ketua umumnya. Bambang hanya berharap pemberitaan yang melecehkan Megawati tidak terulang lagi, terlebih di Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
“Itu cinta mbok (ibu)'e kok ditegur. Secara organisasi kongkon (disuruh) mundur enggak bisa. Bambang Pacul Ketua DPD Provinsi Jateng nek (kalau) kejadian gitu ngerem bisa enggak? Eggak bisa. Maka saya khawatir kalau kejadian itu di Jateng ngamuk (marah) e luweh banter (keras),” ungkapnya.