news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PDIP Tak Masalah Video Jokowi Naik Moge Dianggap Kampanye

19 Agustus 2018 15:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Jokowi di pembukaan Asian Games 2018. (Foto: Dok. NET TV)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Jokowi di pembukaan Asian Games 2018. (Foto: Dok. NET TV)
ADVERTISEMENT
Video pembukaan Asian Games 2018 yang menampilkan aksi Presiden Joko Widodo naik motor menjadi perbincangan hangat. Video tersebut memang menampilkan aksi memukau Presiden Jokowi saat berkendara menuju acara pembukaan Asian Games 2018 di GBK.
ADVERTISEMENT
Namun, sejumlah pihak menilai video tersebut dianggap sebagai alat kampanye sekaligus pencitraan Jokowi jelang Pilpres 2019. Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Hasto Kristiyanto tak masalah jika sebagian pihak menilai video tersebut dianggap sebagai alat kampanye.
"Ya kampanye juga enggak apa apa, namanya presiden incumbent," kata Hasto di Rumah Cemara, Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (19/8).
Hasto menjelaskan, video Presiden Jokowi yang menaiki motor dengan aksi yang memukau itu memiliki banyak pesan. Salah satunya ketika Jokowi berhenti dan turun dari motornya untuk memberikan ruang kepada anak-anak sekolah yang hendak ingin menyebrang jalan.
"Tampilannya memukau dan mengisi ruang kreativitas anak-anak muda. Tapi yang kita lihat adalah pesannya bagaimana seorang pemimpin itu memberikan kesempatan dari hal sederhana, memberikan kesempatan ketika ada orang menyeberang kemudian melindungi," ujar Sekjen PDIP itu.
ADVERTISEMENT
Bagi Hasto video tersebut juga mengartikan kepemimpimam Jokowi selama ini. Apalagi, lanjut Hasto, sikapnya yang kerap siap siaga dalam menghadapi persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia tersirat dalam video tersebut. Sehingga, menurut dia, video itu bukan hanya sebagai pencitraan semata.
"Misalnya terhadap kejadian-kejadian bencana pun Pak Jokowi segera hadir. Kita bedoa bersama mengheningkan cipta untuk korban di NTB, artinya segala sesuatunya itu komprehensif, semuanya menyeluruh bukan sekadar pencitraan," tutup Hasto.