Pegawai Bank yang Terancam Gusuran Era Digital

9 November 2017 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai Bank Danamon (Foto: ADEK BERRY / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai Bank Danamon (Foto: ADEK BERRY / AFP)
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi turut mengancam keberadaan para pegawai bank. Nasabah, kini tak perlu lagi repot-repot datang ke kantor cabang hanya untuk buka rekening, bertransaksi atau sekadar cetak rekening koran. Mereka cukup melakukannya di rumah atau kantor lewat layanan internet mobile banking.
ADVERTISEMENT
Pegawai bank masuk salah satu daftar jenis pekerjaan yang terancam gusuran era digital. Di Eropa misalnya, seperti dilansir Reuters, semakin masifnya layanan perbankan online berdampak pada ditutupnya 9.100 kantor cabang. Perbankan di sana juga memangkas sekitar 50 ribu pekerjanya pada tahun lalu.
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan era digital memang tidak bisa dihindari oleh sektor perbankan. Para nasabah yang menuntut efisiensi dan kecepatan, membuat peran kantor cabang dan pegawai menjadi berkurang.
Belanja online menggunakan e-Banking (Foto: Negative Space (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Belanja online menggunakan e-Banking (Foto: Negative Space (CC0 Public Domain))
"Coba tanya masih banyak enggak yang datang ke bank? Paling kalau ada masalah, sisanya bisa dilakukan dengan mobile atau internet. Ini fenomena yang terjadi bersamaan. Yang saya khawatir, awarness dari segi regulasinya belum ada," kata Chatib saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Menurut Chatib, perusahaan harus memikirkan bagaimana solusi dampak dari era digital tersebut. Hal yang sudah nyata terjadi adalah para pegawai kantor pos. Setelah adanya email, kini orang sudah tidak lagi mengirimkan pesan lewat pos dan secara otomatis berdampak kepada para pegawainya.
"Kalau orang pos tadinya ngurusin begitu dan lalu tidak ada yang kirim surat, dia 'kan mesti pindah kerjaannya. Dia harus dilatih pekerjaan lain. Berarti harus ada training," ujarnya.
Bank Mandiri. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Bank Mandiri. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
Berkurangnya pegawai terlihat misalnya di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Hingga 30 September 2017, jumlah karyawan tetap bank dan entitas anak usahanya tercatat 30.226 orang dan 8.958 karyawan tidak tetap. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan 31 Desember 2016 sebanyak 31.950 karyawan tetap dan 12.069 karyawan tidak tetap.
ADVERTISEMENT
Selain Danamon, jumlah karyawan juga berkurang di Bank Mandiri. Dari laporan keuangannya, jumlah karyawan Bank Mandiri hingga 30 September 2017 tercatat sebanyak 38.382 orang. Jumlah itu berkurang dibandingkan periode 31 Desember 2016 yang mencapai 38.940 orang.
Sementara Bank CIMB Niaga Tbk, pada 15 Mei 2015 menawarkan program Purna Karya Sukarela (PPKS). PPKS merupakan program yang ditujukan bagi seluruh karyawan Bank untuk memilih purna karya sebelum mencapai usia pensiun. Sejumlah 1.706 karyawan mengambil program ini.
CIMB (Foto: Reuters/Bazuki Muhammad)
zoom-in-whitePerbesar
CIMB (Foto: Reuters/Bazuki Muhammad)
Berdasarkan laporan keuangan CIMB Niaga, hingga 30 September 2017 jumlah karyawannya berjumlah 12.981 orang. Angka tersebut menurun dibandingkan periode 31 Desember 2016 yang berjumlah 13.185 orang (tidak audit).
Menurut Chatib, dalam situasi yang serba cepat seperti saat ini, seluruh stakeholder harus memikirkan dampaknya. Birokrasi harus bisa menjawab tantangan adanya perubahan pola. "Training dan skill baru harus dipikirkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT