news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pejabat Polisi Filipina Ditembak Mati karena Jadi Bandar Narkoba

6 November 2018 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi di Filipina identifikasi lokasi (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi di Filipina identifikasi lokasi (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
ADVERTISEMENT
Seorang pejabat kepolisian Filipina ditembak mati setelah ketahuan menjadi bandar narkotika. Dia adalah satu lagi korban dari program pemberantasan narkoba Presiden Rodrigo Duterte yang banyak dikecam publik.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Filipina dalam pernyataannya, Selasa (6/11), mengatakan Kolonel Polisi Santiago Rapiz dari kepolisian kota Dipolog tertangkap basah menjual narkoba jenis sabu kepada seorang agen intelijen yang menyamar.
Pada peristiwa yang terjadi Senin malam (5/11) itu, sabu yang dijual Rapiz bernilai 50 ribu peso atau sekitar Rp 14 juta. Ketika hendak ditangkap, Rapiz melawan dan kabur. Dia tewas dalam baku tembak.
"Ada kejar-kejaran sebelum akhirnya dia terpojok, dia menembaki agen-agen kami," kata Romeo Caramat, kepala gugus tugas kontra-intelijen kepolisian Filipina.
Caramat mengatakan, Rapiz memang telah lama masuk dalam radar intelijen. Namanya ada dalam daftar 6.000 orang yang diduga bandar narkoba yang dikumpulkan pemerintah Duterte.
Rapiz dituding menggunakan kekuasaannya untuk melindungi bandar-bandar narkoba di wilayahnya dan menjual sendiri barang haram tersebut.
ADVERTISEMENT
Kematian Rapiz adalah satu dari hampir 5.000 orang yang terbunuh dalam operasi anti-narkoba yang dicanangkan Duterte sejak terpilih sebagai presiden pada 2016.
Kecaman berdatangan dari dalam dan luar negeri terkait cara brutal kepolisian Filipina memberantas gembong narkoba. Menurut berbagai lembaga HAM, ribuan orang itu dieksekusi mati karena tuduhan yang belum terbukti di pengadilan.