Pelaku Gunakan Koper Ibunya untuk Buang Jenazah Penari Asal Kediri

15 April 2019 17:28 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota kepolisian Polda Jawa Timur menunjukkan tersangka dan barang bukti pembunuhan penari asal Kediri, Budi Hartanto di Markas Polda Jawa Timur. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota kepolisian Polda Jawa Timur menunjukkan tersangka dan barang bukti pembunuhan penari asal Kediri, Budi Hartanto di Markas Polda Jawa Timur. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembunuh dan pemutilasi bernama Aris Sugianto (34) yang menghabisi penari asal Kediri, Budi Hartanto (28), menggunakan koper milik ibunya sebagai wadah jenazah. Koper berisi bagian tubuh Budi yang tanpa kepala itu selanjutnya dibuang di Blitar.
ADVERTISEMENT
Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Gupuh Sutiyono mengatakan pelaku mengaku kepada ibunya ingin menjual koper tersebut.
"Koper dari rumah AS (Aris), milik ibunya. Dan tersangka mengatakan koper ini dijual," kata Gupuh saat konferensi pers di Mapolda Jatim, Kota Surabaya, Senin (15/4).
Setelah mengeksekusi, Gupuh mengatakan, pelaku Aris kemudian menunjukkan uang milik Budi kepada ibunya. Pelaku Aris mengaku uang itu hasil penjualan koper.
"Lalu ditunjukkan dengan korban ini memiliki uang Rp 600 ribu di dompetnya, ditunjukkan uang Rp 600 ribu bukti menjual kopernya. Kemudian membohongi ibunya," jelas Gupuh.
Barang bukti yang diamankan dari kasus pembunuhan penari asal Kediri, Budi Hartanto di Markas Polda Jawa Timur. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Jasad Budi yang dihabisi oleh pelaku Aris dan pelaku Azis Prakoso (23) ditemukan di dalam koper di bawah Jembatan Desa Karang Gondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada Rabu (3/4). Di dalam koper itu, mayat Budi ditemukan tanpa kepala.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pemeriksaan, Gupuh mengungkapkan kedua pelaku menghabisi Budi di warung kopi milik pelaku Aris di Kediri. Kemudian, jasad Budi dibuang di Blitar.
Pembunuhan serta mutilasi itu diawali cekcok usai bercinta. Korban Budi marah kepada Aris karena tak memberikan uang Rp 100 ribu yang telah dijanjikan. Namun selanjutnya, Aris dibantu Aziz yang juga berada di lokasi mengakhiri nyawa Budi.
"Pengakuan tersangka sudah bertemu tiga kali (berhubung intim) di rumahnya, kemudian di warungnya (hingga pertikaian berujung maut Budi)," jelasnya.