Pelaku Pembunuhan 1 Keluarga di Pondok Gede Punya Kendali Emosi Baik

14 November 2018 4:46 WIB
Suasana di Gereja Oikumene Cipayung, tempat keluarga korban Pembunuhan Pondok Gede disemayamkan sementara. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Gereja Oikumene Cipayung, tempat keluarga korban Pembunuhan Pondok Gede disemayamkan sementara. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelaku pembunuhan satu keluarga di Pondok Gede, Bekasi masih belum terjawab. Korban adalah pasangan suami istri, Gaban Nainggolan dan Maya Ambarita tewas dengan luka tusuk di leher. Dan dua anak mereka, Sarah Nainggolan dan Arya Nainggolan tewas karena kehabisan oksigen di kamar tidur.
ADVERTISEMENT
Dari kejadian tersebut, orang tua dan kedua anaknya tewas dengan cara yang berbeda. Jika ditelisik dari cara pelaku melakukan pembunuhan, pakar psikologi forensik menyebutnya dengan istilah Collateral Damage. Cara seperti ini dilakukan oleh orang yang memiliki kendali emosi yang baik.
Hal tersebut disampaikan oleh ahli Psikolog Forensik Reza Indragiri. Menurut Reza, pelaku pembunuhan memiliki kendali emosi yang baik, dalam melakukan pembunuhan dengan dua cara berbeda.
“Saya katakan, tidak selalu, dia datang dengan kondisi emosi yang jahat, tetapi karena dia memilih korban dan memilih dua cara menghabisi nyawa korban, maka dia miliki kendali emosi yang baik,” ucap Reza Indragiri, di lokasi kejadian, Jalan Bojong Nangka, Pondok Gede, Bekasi pada Selasa (13/11).
Reza Indragiri, di lokasi pembunuhan keluarga di Pondok Gede. (Foto: Andreas Ricky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Reza Indragiri, di lokasi pembunuhan keluarga di Pondok Gede. (Foto: Andreas Ricky/kumparan)
Selain itu, Reza juga menyebut dua anak korban yang ikut kehilangan nyawa bisa jadi merupakan Collateral Damage, yakni, korban berada di waktu dan tempat yang salah. Pelaku memutuskan membunuh 2 anak tersebut atas potensinya menjadi saksi pengusutan kasus oleh Polisi.
ADVERTISEMENT
“Pelaku datang ke lokasi, tidak dengan tujuan anak itu, karena mengincar 2 orang dewasa yang di sini. Karena mungkin kedua anak itu terjaga, dan berpotensi sebagai saksi dan membantu proses hukum, maka pelaku memutuskan untuk menghabisi kedua anak tersebut. Collateral Damage,” tutup Reza.
Sementara itu menurut temuan Polisi di TKP, sang suami istri tewas dalam posisi telungkup bersimbah darah di ruang TV. Sedangkan 2 anak mereka, tewas dengan dugaan kehabisan oksigen di kamar tidur.
“Di dua anak, kami tidak menemukan luka benda tajam maupun benda tumpul. Diduga tewas kehabisan oksigen,” ujar Kapolres Bekasi Kota, Kombespol Indarto.
Tim Inafis Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kios yang menjadi lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Inafis Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kios yang menjadi lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)