Pelaku Penembakan di Kanada Didakwa Pembunuhan Berencana

12 Agustus 2018 5:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penghormatan di makam darurat di depan markas polisi pasca peristiwa penembakan di Kanada, Jumat (11/8/2018). (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Penghormatan di makam darurat di depan markas polisi pasca peristiwa penembakan di Kanada, Jumat (11/8/2018). (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Polisi telah mengidentifikasi pelaku penembakan di kompleks apartemen yang berada di kawasan Brookside Drive, Kanada, Jumat (10/8) pagi waktu setempat. Pelaku penembakan bernama Matthew Vincent Raymond (48).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Matthew saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami cedera serius. Kemudian ia didakwa dengan empat pembunuhan berencana.
Selain itu, polisi telah merilis nama empat orang yang tewas akibat kejadian itu, mereka adalah Donald Adam Robichaud (42) dan Bobbie Lee Wright (32). Sementara dua anggota polisi yang tewas yaitu Lawrence Robert Costello (45) dan Sara Mae Helen Burns (43).
Terkait dengan penembakan itu, polisi belum bisa membeberkan motif dari Matthew. Namun salah seorang saksi mata bernama Marlene Weaver menceritakan kronologi penembakan itu. Saat itu, ia mendengar beberapa tembakan saat masih berada di tempat tidurnya.
Menurutnya, kejadian tersebut hampir sama dengan kejadian di Moncton, New Brunswick, yang berjarak 195 km dari Fredericton pada 2014 lalu. Dalam insiden tersebut, tiga anggota Royal Canadian Mounted Police (RCMP) tewas dan dua lainnya terluka. Kejadian itu merupakan salah satu kejadian penembakan terburuk yang pernah terjadi di Kanada.
ADVERTISEMENT
"Kejadian penembakan tadi pagi sangat menakutkan. Kejadian itu seperti penembakan di Moncton," ujar Marlene.
Polisi berada di sekitar tempat kejadian penembakan di Fredericton, Sabtu (11/8/2018).
 (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berada di sekitar tempat kejadian penembakan di Fredericton, Sabtu (11/8/2018). (Foto: Reuters)
Saksi lainnya, Scott Hill, mengaku mendengar beberapa tembakan usai jalan pagi bersama anjingnya di tempat kursus golf. Saat mendengar beberapa tembakan tersebut, seorang pegawainya meminta dia untuk masuk ke dalam kantor agensi properti miliknya.
Di dalam kantor tersebut, Scott masih bisa mendengar beberapa tembakan yang sporadis dari kompleks apartemen selama kurang lebih dua jam.
"Penembakan seperti ini tidak pernah terjadi di sini. Tapi sekarang benar-benar nyata," ungkapnya.