Pemantau Puji Operasional Haji Indonesia, Namun dengan Catatan Kecil

22 Agustus 2019 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas haji Indonesia membantu jemaah sakit di Mina. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas haji Indonesia membantu jemaah sakit di Mina. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemantau internal Kementerian Agama RI memuji operasional haji Indonesia yang menurut mereka cukup baik. Walau secara umum diapresiasi, namun ada beberapa catatan yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan haji.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Muhammad Tambrin dari Inspektorat Jenderal Kemenag yang menjadi supervisor tim pemantauan operasional haji 2019. Kepada Media Center Haji, Rabu (21/8), Tambrin mengatakan, pujian tidak hanya datang dari timnya, namun juga lembaga pemantau lain seperti BPK RI, DPR, DPD, dan delegasi Amirul Hajj.
"BPK RI menyatakan pelaksanaan operasional 2019 pasca-Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina) sudah sangat baik. Dari delegasi Amirul Hajj, Busyro Muqqodas, mengatakan, kekompakan tim PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) sangat naik," kata Tambrin yang ditemui di Kantor Urusan Haji Madinah.
Muhammad Tambrin Sekretaris Itjen Kemenag. Foto: Fajar Harnanto/Media Center Haji
Tambrin mengatakan, timnya melakukan audit ke lapangan dan hasilnya nanti sebagai bahan masukan internal pelaksanaan haji. Selain terjun ke lapangan, mereka juga mewawancarai jemaah. Hasilnya, kata dia, akomodasi berjalan baik dan lancar, termasuk katering dan transportasi.
ADVERTISEMENT
"Yang mendapat apresiasi sekali adalah bus salawat. Jemaah mendapatkan bus yang representatif dan mewah. Ini ditanya ke jemaah di Makkah yang berangkat dari maktab atau pemondokan," kata Tambrin.
Jemaah haji embarkasi Solo akan melakukan ibadah Tarwiyah dari Makkah ke Mina. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Kendati memberi pujian, namun Tambrin memberikan catatan kecil yang harus diperbaiki oleh PPIH. Di antaranya adalah sosialisasi soal tidak adanya tempat mencuci dan menjemur di hotel berbintang di Makkah.
Di hotel-hotel itu juga terkadang tidak menyiapkan pemanas untuk katering jemaah.
Jemaah haji Indonesia miqat di Bir Ali. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Catatan lainnya soal bimbingan ibadah. Tambrin masih menemukan jemaah yang melanggar tata tertib haji, termasuk soal pakaian ihram.
Padahal manasik haji telah dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan, terdiri dari 8 kali di Kantor Urusan Agama, 2 kali di Kemenag Kabupaten Kota.
ADVERTISEMENT
"Kemenag sudah maksimal memberi pelayanan yang baik, tapi di sisi lain perlu sosialisasi yang lebih," kata Tambrin.