Pembantaian Terjadi di Desa Mali, 95 Orang Tewas

11 Juni 2019 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penyerangan di Mali Foto: Malian Presidency/Handout via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyerangan di Mali Foto: Malian Presidency/Handout via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hampir seratus orang warga di sebuah desa di bagian tengah Mali tewas secara mengenaskan. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Aparat berwenang pada Senin (10/6) menyebut, kejadian itu berlangsung di desa masyarakat Dogon. Kejadian berdarah tersebut tepatnya berlangsung di desa Sobane-Kou di Distrik Kondou.
Jasad 95 orang ditemukan dengan kondisi terbakar habis atau termutilasi. Selain korban tewas, 19 orang warga desa lainnya dinyatakan hilang.
Ilustrasi Suku Dogon. Foto: AFP/FRANCOIS XAVIER MARIT
Selain melakukan pembantaian, para pelaku menjarah hewan ternak dan membakar rumah-rumah di desa itu.
"Sekelompok pria bersenjata, yang kami duga sebagai teroris, meluncurkan serangan mematikan di desa damai itu," sebut keterangan aparat keamanan seperti dikutip dari AFP, Selasa (11/6).
Seorang warga desa yang berhasil selamat, Amadou Togo, dalam kesaksiannya mengatakan, sebanyak 50 milisi dengan senjata lengkap datang ke desanya menggunakan motor dan mobil.
Ilustrasi Suku Fulani. Foto: AFP/LUIS TATO
"Mereka mengepung desa kami lalu menyerangnya, siapapun yang mencoba kabur dibunuh," kata Togo.
ADVERTISEMENT
Serangan ini berlangsung kurang dari tiga bulan usai pembantaian terhadap etnis Fulani terjadi. Diduga tindakan tersebut dilakukan etnis Dogon.
Kejadian berdarah itu membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempersingkat kunjungan kenegaraannya di Swiss. Ia meminta warga tak terprovokasi dan menahan diri.
"Negara ini tidak dipimpin oleh siklus balas dendam," kata Keita.
Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita saat memeriksa kerusakan usai serangan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata di Ogossagou, Mali. Foto: Malian Presidency/Handout via Reuters
Konflik antara Fulani dan Dogon adalah persoalan lama di Mali. Fulani atau di Mali disebut Peulh adalah suku penggembala nomaden yang mayoritas Muslim.
Sementara Dogon adalah suku petani dengan keyakinan tradisional Afrika. Mereka telah tinggal di Mali bagian tengah selama berabad-abad.
Konflik dua suku dipicu oleh cekcok perebutan lahan peternakan. Di samping peternakan, konflik dua suku semakin meruncing lantaran perebutan sumber air.
ADVERTISEMENT