Pemberontak Komunis Serang Konvoi Bantuan Korban Badai di Filipina

18 Desember 2017 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badai Kai-Tak di Filipina. (Foto: AFP/Alren Beronio)
zoom-in-whitePerbesar
Badai Kai-Tak di Filipina. (Foto: AFP/Alren Beronio)
ADVERTISEMENT
Pemberontak komunis Filipina dituduh menyerang konvoi tentara yang tengah mengirimkan bantuan bagi korban bencana di wilayah Filipina Tengah. Daerah tersebut saat ini dihantam Badai Tropis Kai-tak yang telah menewaskan 32 orang.
ADVERTISEMENT
Keterangan Juru Bicara Militer Filipina, Edgard Aravelo, menyebut serangan itu menyebabkan dua orang terluka. Diduga kuat sebanyak 50 orang anggota Tentara Rakyat Baru (NPA) ikut dalam aksi penyerangan itu.
Dia menjelaskan, aksi ini ditargetkan pada rombongan tentara Filipina yang sedang membawa bantuan di Pulau Samar. Hingga saat ini, NPA belum mengeluarkan komentar apa pun terkait tudingan bahwa kelompiok tersebut sebagai otak serangan.
Hanya saja, sangat sulit bagi NPA untuk mengeluarkan pernyataan resmi sesegera mungkin. Sebab, di beberapa tempat di Filipina Tengah sedang mengalami pemadaman listrik yang otomatis mengganggu komunikasi.
Aravelo menyebut, serangan NPA memastikan bahwa kelompok itu telah benar-benar menghentikan gencatan senjata. Sebelumnya, Presiden Rodrigo Duterte telah menghentikan kesepakatan tersebut yang sudah terjalin selama tiga dekade.
ADVERTISEMENT
"(Serangan) ini adalah pengesahan dari dihentikannya dan untuk tidak melanjutkan negosiasi gencatan senjata yang biasa terjalin saat Natal," sebut Aravelo, seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/12).
Selama hampir 50 tahun, pemberontak komunis sudah melancarkan perlawanan terhadap pemerintah. Akibatnya, 40 ribu warga sipil dilaporkan tewas.
Gerilyawan NPA biasanya menargetkan serangan ke pertambangan, perkebunan, dan beberapa tempat bisnis lainnya. Mereka saat ini sedang meminta pemerintah mereformasi pajak.
Tentara Filipina (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Filipina (Foto: Wikimedia Commons)
Tuntutan itu dilayangkan diduga kuat agar NPA bisa tetap mempunyai dana untuk membeli senjata dan merekrut anggota baru.
Serangan NPA itu dikecam oleh Kantor Pengendalian dan Pengurangan Risiko Bencana Filipina. Badan yang mengurusi keadaan darurat itu meminta NPA menghentikan aksi kekerasan.
"Ini bukan konflik bersenjata, pemberontak harus membiarkan bantuan masuk tanpa halangan," sebut Juru Bicara Kantor Pengendalian dan Pengurangan Risiko Bencana Filipina, Mina Marasigan.
ADVERTISEMENT