Pemberontak Suriah Tembak Jatuh Pesawat Tempur Rusia

4 Februari 2018 3:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh. (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Kelompok pemeberontak Suriah menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia pada Sabtu (3/2). Kementerian Pertahanan Rusia dan kelompok pemberontak telah mengonfirmasi bahwa pilot pesawat tersebut tewas dibunuh oleh para pemberontak.
ADVERTISEMENT
Insiden tersebut terjadi di Kota Khan al-Subl, Provinsi Idlib, bagian utara Suriah, seperti dilansir Reuters, Minggu (4/2). Wilayah tersebut merupakan area pertarungan sengit antara pasukan pemerintah yang didukung Rusia dan Iran, dengan kelompok pemberontak.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pesawat tersebut ditembak jatuh menggunakan rudal yang ditembakkan dari darat.
Saat pesawat ditembak jatuh, pilot pesawat tersebut berhasil meloloskan diri. Namun kemudian, dia dikejar dan dibunuh oleh para pemberontak di sebuah lapangan.
"Pilot tewas dalam pertempuran dengan teroris," kata pihak Kementerian Pertahanan Rusia.
Peperangan di Suriah (Foto: Zohra Bensemra)
zoom-in-whitePerbesar
Peperangan di Suriah (Foto: Zohra Bensemra)
Pihak pemberontak berpendapat bahwa pesawat tempur yang mereka tembak jatuh itu adalah salah satu pesawat yang digunakan untuk menyerang konvoi sipil yang melarikan diri dari desa-desa yang dikuasai oleh pasukan gabungan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Pemberontak memandang Rusia sebagai musuh yang mereka salahkan atas kematian ribuan warga sipil sejak bergabung dalam konflik di negara itu pada 2015.
Kantor berita Rusia, Tass, mengatakan bahwa Moskow telah melakukan serangan balasan atas peristiwa tersebut. Serangan balasan itu, dilaporkan Kementerian Pertahanan Rusia, menewaskan lebih dari 30 orang dari kelompok pemberontak di Provinsi Idlib.
Perang saudara di Suriah saat ini memasuki tahun kedelapan. Ratusan ribu orang telah terbunuh akibat perang tersebut dan memaksa lebih dari 11 juta orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman.