Pembunuhan Orang Tua Jadi Motif Perang Suku di Papua Nugini

15 Juli 2019 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perang suku. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perang suku. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pembunuhan perempuan dan anak-anak di Desa Karida, Provinsi Hela, Papua Nugini pekan lalu dipastikan sebagai aksi balas dendam antarsuku.
ADVERTISEMENT
Salah seorang anggota parlemen dari Partai Allegiance, Bryan Kramer, menceritakan apa yang sebetulnya terjadi setelah melakukan perjalanan selama satu hari di daerah itu.
Dalam sebuah pernyataan di Facebook, Kramer menyatakan bahwa perang ini melibatkan dua suku yang saling berselisih yaitu suku Oi Kiru dan Libe.
Perselisihan diawali dengan terbunuhnya seorang anggota suku Libe pada Juni lalu. Mereka balas dendam, dengan membunuh 6 orang suku Oi Kiru, termasuk salah satunya ibu dari pemimpin suku tersebut.
Itulah sebabnya Kramer beranggapan bahwa perempuan dan anak-anak memang sengaja dijadikan target dalam operasi balas dendam ini. Klan penyerang ingin melakukan balas dendam setelah ibu dari pemimpin suku mereka terbunuh dalam serangan sebelumnya.
Seorang pria muda membawa senapan kemudian menggerebek Desa Karida pada Senin dini hari. Ia juga menggunakan parang untuk melancarkan aksi pembunuhan balas dendam itu.
ADVERTISEMENT
Kramer menyatakan bahwa ada 23 perempuan yang jadi korban pembunuhan, 2 diantaranya hamil dan 9 anak-anak.
"Pembunuhan balas dendam terburuk dalam sejarah negara kita," kata Kramer, dilansir dari The Guardian, Senin (15/7).
Perang antar suku di Papua Nugini sejatinya bukan hal yang baru. Namun, baru kali ini serangan menargetkan perempuan dan anak-anak.
Mereka yang bertanggung jawab atas insiden itu dilaporkan telah meninggalkan provinsi itu. Sementara penduduk Karida mengatakan mereka tidak akan membalas pembunuhan itu dengan aksi balas dendam lainnya.
Kramer menegaskan Pemerintah Papua Nugini kini meningkatkan pengawasan untuk mencegah terjadinya aksi balas dendam. Mereka juga tengah melakukan pencarian terhadap pelaku pembunuhan.
"Diskusi tingkat tinggi tentang rencana aksi penyebaran strategis dengan menggunakan teknologi drone serta pengawasan satelit akan digunakan untuk melacak dan menangkap mereka yang dalam pelarian," kata Kramer.
ADVERTISEMENT
"Unit intelijen juga akan dibentuk untuk mengumpulkan informasi dari masyarakat," tutup Kramer.