Pemerintah Sediakan Dana Abadi Rp 5 Triliun untuk 5 Tahun Bagi Seniman

11 Desember 2018 19:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Goenawan Muhamad. (Foto: Facebook/Goenawan Mohamad)
zoom-in-whitePerbesar
Goenawan Muhamad. (Foto: Facebook/Goenawan Mohamad)
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi telah menyetujui pemberian dana abadi kebudayaan bagi para seniman untuk membuat karya, seperti pementasan atau puisi. Salah satu seniman yang bertemu Jokowi, Goenawan Mohamad, menyebut program tersebut akan dimulai tahun 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya melanjutkan kongres kebudayaan, yaitu perlunya diadakan dana abadi kebudayaan dan Pak Jokowi mengatakan iya, dan dimulai tahun depan Rp 5 triliun (untuk) lima tahun pertama," kata Goenawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/12).
"(Dana abadi) iyakan untuk membantu pemantasan, latihan tari, untuk membantu puisi, untuk membantu musik yang enggak laku-laku itu lho," lanjut dia.
Jokowi bertemu sejumlah seniman dan budayawan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (11/12). (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bertemu sejumlah seniman dan budayawan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (11/12). (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
Goenawan mengaku belum tahu apakah jumlah tersebut cukup proporsional atau tidak. Namun baginya, angka tersebut lebih baik daripada tidak ada sama sekali, apalagi ada anggaran tambahan dari Kemendikbud sebesar Rp 300 miliar.
"Tidak tahu (proporsional atau tidak). Karena belum dipraktikkan. Kan itu harus ada hitungannya, tapi jauh daripada tidak ada," ucap pendiri Majalah Tempo ini.
ADVERTISEMENT
Goenawan menilai pemberian dana abadi itu merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada seniman untuk pertama kalinya. Ia berharap, dengan dana tersebut, para seniman yang ingin tampil di dalam atau luar negeri tak perlu lagi mengemis meminta sponsor.
"Festival tari internasional yang sekian tahun itu, tiap tahun dulu ngemis-ngemis dan tidak dapat. Jadi Putu Wijaya bertahun-tahun kalau dia mentas dapat dari mana dia? Dia mentas, minta sini, minta sini, nah ini enggak boleh lagi," pungkasnya.