Pemilu Rusia, Putin Masih jadi Kandidat Terkuat Presiden

13 Maret 2018 3:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vladimir Putin (Foto: vborodinova /Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vladimir Putin (Foto: vborodinova /Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tinggal menghitung hari hingga pemilu presiden di Rusia berlangsung. Banyak yang percaya, dalam pemilu kali ini, Vladimir Putin akan kembali memenangkan kursi nomor satu di negara beruang merah tersebut. Bukan tanpa sebab, menurut lembaga survei elektabilitas Putin saat ini masih yang tertinggi, yaitu 69 persen.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, sebagian besar masyarakat Rusia memilih Putin karena terbukti dapat menciptakan stabilitas di Rusia. Reuters dalam laporannya mencoba melakukan jajak pendapat kepada masyarakat dan bertanya mengenai siapa pilihan mereka.
Bertemulah dengan Andrei Lukinykh, seorang warga yang tinggal di Krimea yang memilih Putin. Menurutnya, Putin adalah pilihan yang tepat karena dapat menciptakan stabilitas di masa-masa yang sulit.
"Putin tidak seperti yang lainnya, kandidat saya ini bisa memberikan stabilitas yang dibutuhkan, "kata Lukinykh.
Sedangkan menurut seorang mahasiswa di Moskow, Yulia Dyuzheva kepemimpinan Putin membawa dampak baik dari segi ekonomi. Hal tersebut menjadi alasan baginya untuk memilih Putin pada 18 Maret mendatang.
Namun, banyak juga yang percaya bahwa Rusia membutuhkan perubahan dengan terpilihnya pemimpin baru.
ADVERTISEMENT
Yulia Dyuzheva, pendukung Vladimir Putin. (Foto: Reuters/Maxim Shemetov)
zoom-in-whitePerbesar
Yulia Dyuzheva, pendukung Vladimir Putin. (Foto: Reuters/Maxim Shemetov)
Natalia Dementieva yang merupakan seorang akuntan dari Moskow mengatakan bahwa dia memberikan suara untuk Ksenia Sobchak -Satu satu kandidat presiden- karena ia merupakan sosok yang pemberani.
"(Sobchak) mengatakan (kondisi) yang sebenarnya, secara terbuka. Dia tidak berbohong. Dia mengangkat isu-isu yang tabu di bawah pemerintahan kita," ujar Natalia.
Namun, sepertinya Sobchak akan sulit bersaing dengan kandidat lainnya karena menurut survei terbaru, Sobchak hanya akan mendapatkan suara sebanyak 2 persen di pemilu mendatang.
Sedangkan perlawanan lebih kuat akan datang dari Partai Komunis dengan calonnya Pavel Gurudin. Gurudin mendapatkan suara sedikit lebih baik dibandingkan dengan Sobchak. Dalam survei elektabilitas, ia diperkirakan akan berhasil memperoleh 7 persen suara di pemilu kali ini.
Sedangkan calon lainnya, Vladimir Zhirinovsky, diperkirakan akan mengumpulkan 5 persen suara. Sementara ekonom liberal Grigory Yavlinsky hanya memiliki elektabilitas 1 persen suara.
ADVERTISEMENT