Pemimpin Oposisi Rusia Sempat Ditahan saat Periksa ke Dokter Gigi

23 Februari 2018 1:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexei Navalny (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)
zoom-in-whitePerbesar
Alexei Navalny (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)
ADVERTISEMENT
Pemimpin partai oposisi Rusia, Alexei Navalny, ditahan polisi setempat pada Kamis (22/2). Penahanan Navalny hanya berjarak beberapa minggu menjelang digelarnya pemilihan presiden Maret mendatang. Navalny kemudian dibebaskan tidak lama setelah dirinya ditahan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Kamis (22/2), Navalny telah berulang kali dipenjara karena dianggap mengorganisir sejumlah demonstrasi besar di Rusia selama beberapa tahun terakhir.
Navalny melalui akun Twitternya mengatakan, ia ditahan pada Kamis (22/2) saat sedang mengunjungi dokter gigi. Kurang dari satu jam kemudian, dia mengatakan polisi telah membebaskannya. Ia menyebut polisi menangkapnya karena tuduhan mengorganisir demonstrasi ilegal.
"Mereka menawari saya tumpangan di suatu tempat, tapi saya menolak karena harus pergi bekerja. Saya tidak mengerti apa yang terjadi, dan mengapa butuh tujuh orang untuk menahan saya," ujar Navalny.
Jika terbukti bersalah, Navalny menghadapi hukuman 30 hari penjara. Penahanan Navalny tidak lama setelah kepala kampanyenya, Leonid Volkov juga ditahan oleh polisi di Bandara Sheremetyevo, Moskow. Navalny mengatakan, Volkov berencana untuk terbang ke Bashkortostan, Rusia untuk mengatur kegiatan pemantauan pemilu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pria kelahiran 4 Juni 1976 ini juga dilarang mengikuti kontestasi pemilihan presiden pada 18 Maret mendatang oleh Komisi Pemilu Rusia. Alasannya, karena aktivis anti-korupsi itu pernah tersangkut kasus penipuan.
Navalny kemudian mengajukan gugatan ke Mahkamah Tinggi Rusia terkait putusan tersebut. Namun, Mahkamah tinggi menolak gugatan tersebut dengan alasan bahwa penangguhan gugatan penjara yang dikatakan oleh Navalny adalah palsu.
Navalny kemudian menyerukan boikot nasional yang ditujukan untuk merongrong legitimasi pemerintahan Putin. Putin diprediksi akan melenggang mulus dalam pemilu dan kembali menduduki jabatan presiden untuk kali keempat.