Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Pemkot Depok Siapkan Perwali untuk Data Warganya yang LGBT
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Depok berencana menerbitkan peraturan wali kota (Perwali) terkait Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Melalui Perwali itu, Pemkot Depok akan melakukan pendataan terhadap warganya yang LGBT .
ADVERTISEMENT
Kepala Bagian Protokol dan Dokumentasi Depok Nessi Annisa Handari menyebut, pendataan itu dimaksudkan untuk menanggulangi LGBT yang marak di Depok. Melalui aturan tersebut, kata dia, pemkot akan mampu mencegah LGBT yang dianggap sebagai penyimpangan sosial.
"Kalau itu kemarin baru disampaikan Pak Wali Kota. Itu rencana ke depannya," kata Nessi saat dihubungi kumparan, Jumat (16/11).
Dilansir Antara, Idris sendiri menyebut pendataan itu dimaksudkan untuk menanggulangi LGBT yang marak di Depok. Melalui aturan tersebut, kata dia, pemkot akan mampu mencegah LGBT yang dianggap sebagai penyimpangan sosial.
"Untuk menanggulangi penyimpangan sosial tersebut Perwali merupakan langkah yang cukup efektif sebagai regulasi dari pencegahan penyimpangan sosial LGBT," kata Idris.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kata dia, pihaknya hingga kini masih mencari sandaran hukum untuk regulasi tersebut. Dia tak ingin bila peraturan tersebut digugat karena dianggap melanggar hak asasi manusia (HAM).
"Tentunya jika ada gugatan akan jadi sia-sia. Untuk itu, pemerintah dan legislatif akan mencari sandaran hukumnya seperti apa. Minimal ada peraturan presiden (perpres) yang bisa menjadi dasar perda secara khusus terkait LGBT," katanya pula.
Idris menambahkan, pihaknya sudah memerintahkan dinas terkait untuk melakukan pendataan mengenai penyimpangan sosial tersebut. Menurutnya, pihaknya belum memiliki data valid. Kemudian, untuk informasi yang berkembang belakangan ini bukanlah data tentang LGBT, namun data tentang penularan dan Orang dengan HIV/AIDS (OdHA).
"Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tidak memiliki data LGBT yang valid. Informasi yang berkembang itu adalah mereka yang tertulari atau terkena HIV/AIDS yang merujuk ke RSUD dan lapor ke Dinkes. Mereka tidak mau dibuka datanya dan minta dirujuk ke rumah sakit di Jakarta dan daerah lain. Mereka yang terkena AIDS belum tentu LGBT," ujarnya.
ADVERTISEMENT