Pemprov DKI Latih 2.000 Sopir Angkot Agar Tak Ugal-ugalan

15 Februari 2019 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan Kesepakatan Antara Sekolah Tinggi Transportasi Darat Bekasi, Politeknik Keselamatan Transportasi Darat Tegal dan, Balai Pendidikan dan Pelatihan  Transporasi Darat Bali dengan Pemprov DKI Jakarta. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan Kesepakatan Antara Sekolah Tinggi Transportasi Darat Bekasi, Politeknik Keselamatan Transportasi Darat Tegal dan, Balai Pendidikan dan Pelatihan Transporasi Darat Bali dengan Pemprov DKI Jakarta. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebanyak 2.000 pengemudi angkutan umum yang berada di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta akan diberangkatkan ke Bekasi, Tegal, dan Bali, untuk diberikan pelatihan. Para pengemudi ini adalah sopir mini bus dan bus besar.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengharapkan pelatihan ini akan meningkatkan kualitas pelayanan dan kemahiran saat mengemudikan bus nantinya. Sehingga pelayanan yang dirasakan warga juga lebih maksimal.
“Kita berharap nanti pengemudi angkutan umum di Jakarta akan ada perubahan attitude dari yang kurang baik menjadi lebih baik, lebih menghargai penumpangnya di dalam tidak ugal-ugalan. Dan menghargai para pejalan kaki. Karena posisi ya mereka ini sangat strategis di jalan,” ujar Saefullah di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (15/2).
Pelatihan ini adalah buah dari kerja sama antara Sekolah Tinggi Transportasi Darat Bekasi, Politeknik Keselamatan Transportasi Darat Tegal dan, Balai Pendidikan dan Pelatihan Transporasi Darat Bali dengan Pemprov DKI Jakarta.
Pelatihan meliputi pelayanan dan keselematan mengemudi. Termasuk pengadaan pelatihan untuk mereka yang belum mempunyai SIM.
ADVERTISEMENT
“Di samping itu, SIM mereka yang saat ini belum sampai di klasifikasi umum, B1. A umum atau B1 ya. B1 SIM untuk angkutan bus sedang dan bus besar,” ujar Saefullah.
Saefullah yang mewakili Gubernur DKI Anies Baswedan juga mengatakan jumlah 2.000 ini adalah peningkatan dari 750 pengemudi yang dikirim tahun lalu. Ia mengharapkan jumlah ini akan terus bertambah tahun-tahun ke depan.
“Tahun lalu hanya bisa 750 karena total keseluruhannya itu di atas 20 ribu. Yang di bus-bus kecil atau minibus itu lebih 20 ribu. Kita cicil saja setiap tahun, sehingga bisa mempengaruhi yang belum baik. Yang belum mengikuti Diklat,” ujarnya.