Pemprov Jateng Kesulitan Deteksi Warga yang Menderita Tuberkulosis

4 April 2019 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memeriksa kesehatan. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memeriksa kesehatan. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kini sedang gencar-gencarnya mengendalikan penularan penyakit tuberkulosis (TBC). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tatik Murhayati mengatakan salah satu upaya pengendalian itu adalah mendata jumlah orang yang saat ini mengidap TBC.
ADVERTISEMENT
Setelah didata, kata Titik, warga yang mengidap itu akan diberikan perawatan intensif sampai sembuh. Namun Tatik mengaku institusinya kesulitan menemukan jumlah warga yang mengidap TBC.
”Seperti ketika di perusahaan, biasanya penderita TBC khawatir ketika diketahui menderita TBC mereka akan diminta istirahat,” ujar Tatik kepada kumparan, Kamis (4/4).
Padahal, ketika mereka tidak mengaku dan bahkan tidak menggunakan alat pelindung diri, seperti masker, penderita TBC ini akan menularkan penyakitnya kepada orang lain. Tatik menjelaskan, satu penderita TBC dapat menularkan kepada 10-15 orang.
"Menemukan penderita ini sangat penting agar dapat diberikan pengobatan hingga tuntas. Sehingga dia tidak menjadi sumber penular,” kata Tatik.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan daerahnya menargetkan dapat mengeliminasi TBC di tahun 2028.
Ilustrasi batuk dan pilek. Foto: Pixabay
Yulianto mengatakan, penanggulangan TBC perlu melibatkan masyarakat. Kasus ini juga menjadi perhatian Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. TBC, kata Ganjar, bukan hanya menjadi persoalan Jawa Tengah dan Indonesia saja, tetapi dunia.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dia meminta agar jika ditemukan penderita TBC segera melapor ke fasilitas kesehatan yang ada di Jawa Tengah. Dengan demikian, penderita dapat diberikan pengobatan sampai sembuh.
"Nantinya juga akan diberikan pendampingan karena pengobatannya kan cukup lama dan tidak boleh putus. Kita serius itu. Kita didukung dunia internasional untuk itu,” kata Ganjar.
Setidaknya lebih dari 100 ribu orang di Jawa Tengah menderita penyakit Tuberkulosis. Namun, jumlah tersebut belum sepenuhnya terdeteksi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jateng. Musababnya, tidak semua penderita, mau mengakui jika menderita sakit menular itu.