Pemprov Jateng Kucurkan Rp 1 M untuk Pengembangan Desa Wisata

20 Juli 2019 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meninjau Gelaran Desa Wisata di Lapangan Garnisun, Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meninjau Gelaran Desa Wisata di Lapangan Garnisun, Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Desa di Jawa Tengah yang dipatenkan menjadi tempat wisata ternyata cukup banyak. Desa-desa itu bisa menjadi alternatif destinasi wisata yang beragam. Saat ini, setidaknya ada 229 desa wisata di Jateng.
ADVERTISEMENT
Salah satunya ada di Kabupaten Wonogiri. Di sana, ada Desa Wisata Sendang. Di desa itu ada tempat unggulan bernama Puncak Joglo yang sangat indah ketika matahari terbenam. Pengunjung juga bisa mencoba paralayang.
Beberapa daerah lainnya yaitu antara lain Kota Surakarta dengan Desa Wisata Laweyan, Kabupaten Magelang dengan Desa Wisata Borobudur, dan Kabupaten Boyolali dengan Desa Wisata Argakencana.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan pihaknya fokus mengembangkan desa-desa wisata itu setelah ada instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden Jokowi menginstruksikan Ganjar untuk total dalam mengembangkan wisata di Jawa Tengah.
"Targetnya Jawa Tengah memiliki 500 desa wisata," kata Ganjar di pembukaan Gelar Desa Wisata, Sabtu, (20/7).
Demi menstimulus target tersebut, Pemprov Jateng bakal mengucurkan anggaran sebesar Rp 1 miliar untuk setiap desa wisata. Kucuran dana itu dibarengi dengan terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Pemberdayaan Desa Wisata.
ADVERTISEMENT
"Ketentuan-ketentuan tetap ada, misalnya pengembangannya bagaimana, kunjungannya berapa. Untuk menunjang itu akan kami berikan dulu dana sebesar Rp 100 juta," katanya.
Peserta kirab menuangkan air kembang saat prosesi kirab Gelar Budaya Nyadran Kali di Desa Wisata Kandri, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Antara/Aji Styawan
Keberadaan desa-desa wisata tersebut oleh Ganjar bakal dijadikan objek penunjang destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah seperti Borobudur, Sangiran, Dieng dan Karimunjawa.
"Desa akan jadi wisata pendukung. Tapi harus diperhatikan kualitas dan keamanan. Desa wisata harus ada yang mengontrol. BUMDes harus jadi semacam auditor. Agar yang ada di sana terkelola, tempatnya aman kulinernya harganya tidak ngepruk (mukul)," katanya.
Ganjar tak ingin wisata di desa-desa itu hanya menampilkan pemandangan alam. Menurut dia, sebuah lokasi wisata akan kurang nilai keindahannya jika pelayanan dan fasilitasnya tak maksimal.
Warga membawa daun pisang saat prosesi kirab Gelar Budaya Nyadran Kali di Desa Wisata Kandri, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Antara/Aji Styawan
"Kita mesti punya mental dan perilaku penyedia wisata yang baik," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Atraksi, menurut Ganjar jadi elemen penting untuk menarik wisatawan. Ia berharap selalu ada konsistensi menggelar atraksi meski penonton sepi.
Ganjar juga sempat menyebut sekitar Borobudur masih terbilang sepi karena jarang ada atraksi atau pertunjukkan meski beberapa artis lokal dan internasional yang sudah dan akan konser di sana. Salah satunya adalah termasuk Westlife yang juga rencananya tampil di Borobudur tahun ini.