Pemprov Jatim Imbau Masyarakat Tak Khawatir dengan Kekeringan dan Puso

16 Juli 2019 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sawah kekeringan Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sawah kekeringan Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengimbau masyarakat tidak khawatir dengan kekeringan musim kemarau sejumlah wilayah di Jatim. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, persediaan padi di Jatim masih tinggi. Bahkan, masih bisa dikirim ke sejumlah wilayah di provinsi lainnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi untuk dampak kekeringan ini saya harap masyarakat tidak perlu khawatir karena produksi padi di Jatim sampai Desember nanti masih surplus sampai 3,2 juta ton. Itu bukan untuk konsumsi kita sendiri, masih bisa untuk provinsi di luar Jatim,” ujar Hadi saat ditemui di kantor Karantina Pertanian Surabaya, Jalan Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (16/7).
Menurut Hadi, di Jatim luas lahan tanaman padi 1,8 juta ha, lahan yang kekeringan mencapai 1,35 persen, dengan lahan yang puso atau gagal panen mencapai 0,05 persen dari total luas lahan tanaman. Sementara, Hadi menyebut, kekeringan dan gagal panen sudah bisa diatasi langsung oleh pemerintah daerah.
“Kita sudah punya barikade-barikade alat pertanian, seperti pompa untuk kekeringan di kabupaten, itu bisa pinjam di sana,” terangnya.
ADVERTISEMENT
“Selama ini belum ada keluhan untuk daerah setempat, kalau ada keluhan kami tindak lanjuti dengan bantuan benih dan beras kepada petani tersebut. Kalau petani ikut asuransi itu diganti asuransi. Semua kita data. Sepanjang kabupaten tidak minta bantuan ke provinsi berarti sudah ditangani kabupaten,” imbuhnya.
Meski begitu, Hadi mengatakan, Pemprov tetap menaruh atensi khusus kepada sejumlah daerah sangat rawan kekeringan seperti Bojonegoro, Lamongan dan Pacitan.
“Ada daerah rawan dan tidak rawan. Daerah yang cukup rawan di Bojonegoro, Lamongan dan Pacitan,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat ini Bojonegoro menjadi daerah kekeringan terluas yakni mencapai 15.632 ha lahan kering dan puso 2.102 ha. Kemudian, Lamongan 7.643 ha dan puso 1.239 ha, dan dan disusul Ngawi 2.790 ha dengan puso 821 ha.
ADVERTISEMENT