Pemuda Muhammadiyah: Perang Tagar Bisa Hidupkan Iklim Demokrasi

6 Mei 2018 6:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris pimpinan pusat pemuda Muhammadiyah. (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris pimpinan pusat pemuda Muhammadiyah. (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perang tagar antara pendukung Presiden Joko Widodo dengan pihak berlawanan yang mengusung #2019GantiPresiden terus bergulir dan menarik perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pagi ini kedua kubu secara serentak berencana mengadakan kegiatan dengan lokasi dan waktu yang sama. Relawan #2019GantiPresiden mengadakan acara deklarasi sedangkan relawan Jokowi melakukan senam bersama #DILAN_jutkan2019 di Taman Aspirasi, Monas, Jakarta Pusat.
Melihat fenomena itu, Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman rupanya memiliki pendapat berbeda. Ia menilai, perang tagar yang dilakukan oleh kedua kubu dapat menghidupkan iklim demokrasi. Melalui perang tagar itu, kata Pedri, justru dapat meningkatkan partisipasi pemilih di Pemilu 2019.
"Perang tagar ini sebenarnya sah dan justru menghidupkan demokrasi kita. Bahkan kompetisi ini bisa meningkatkan partisipasi pemilih jika dirawat dengan baik," kata Pedri ketika dihubungi, Minggu (6/5).
Untuk mencegah aksi-aksi kekerasan dan provokasi dari perang tagar itu, Pedri mengimbau kedua pihak untuk menahan diri. Apabila keduanya dapat menahan diri, demokrasi akan berjalan lebih sejuk. Dia juga meminta agar keduanya bersaing secara sehat untuk menarik simpati dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hakikat demokrasi adalah mengejar kesejahteraan rakyat melalui ajang kontestasi pemilu. Sepanjang tujuannya untuk kebaikan rakyat, mestinya tidak perlu ada praktik kekerasan, provokasi yang justru akan merusak demokrasi itu sendiri
"Kita imbau kedua kubu saling menahan diri. Silakan hidupkan lampu masing-masing. tak perlu mengganggu lampu orang lain. Kalau sudah begitu kan asyik jadinya. Mari kita lalui semua dengan gembira. Pesta demokrasi itu harus gembira. jangan panas-panasan. Saling berlomba saja dengan sehat untuk menarik simpati rakyat," ujarnya
Selain itu, Pedri juga berharap kepada aparat penegak hukum dan pemerintah untuk berlaku adil kepada kedua belah pihak. Sehingga, perpecahan bangsa Indonesia dapat dihindari dan diredam.
"Terakhir kita harapkan aparat dan pemerintah harus adil memperlakukan keduanya. Jangan pada yang satu tegas banget, pada yang satunya tidak. Itu tidak adil. Ketidakadilan aparat akan merusak suasana bangsa ini. Jadi kuncinya keadilan. Jangan berat sebelah," tutupnya.
ADVERTISEMENT