news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pendeta dan Tokoh Katolik di Balik Pertemuan Kiai NU dan Wapres AS

21 Mei 2018 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wapres AS bertemu pejabat NU (Foto: Twitter @VP)
zoom-in-whitePerbesar
Wapres AS bertemu pejabat NU (Foto: Twitter @VP)
ADVERTISEMENT
Pertemuan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, dan Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, ternyata diinisiasi oleh dua orang tokoh Nasrani di Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Yahya bercerita, dirinya berada di AS bukan untuk bertemu Pence. Namun, menghadiri acara lain.
Keberadaan di AS diketahui oleh dua orang sahabatnya Pendeta Kristen, Johnie Moore, dan aktivis Katolik, Andrew Welther.
Dia mengatakan, setelah keberadaannya diketahui, kedua orang tersebut memberi tahu Pence. Mendengar kabar itu, Pence pun meminta mereka mengontak dirinya untuk meminta bertemu.
"Saya diminta datang (untuk bertemu Wapres Pence)," sebut Yahya.
Yahya pun menyanggupi permintaan tersebut dan bahkan sampai membatalkan sejumlah janji yang telah dibuatnya sebelumnya.
"Saya yang datang ke Kongres harus mempercepat pertemuan saya di kongres," jelas pria yang pernah menjadi jubir presiden di masa pemerintahan Gus Dur ini.
Mike Pence, Wapres AS kunjungi Masjid Istiqlal (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Mike Pence, Wapres AS kunjungi Masjid Istiqlal (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Pertemuan Yahya dan Pence difokuskan untuk membahas masalah radikalisme yang jadi pangkal rentetan serangan teror di Indonesia sepekan belakangan.
ADVERTISEMENT
Pence mengatakan, upaya NU meredam paham radikalisme akan didukung penuh oleh Negeri Paman Sam.
"Upaya mereka menangkal radikalisme Islam sangat krusial di Indonesia yang saat ini baru saja mendapat serangan keji terhadap umat Nasrani," sambung dia.
"Presiden AS (Donald) Trump akan bersama-sama NU dalam perjuangannya untuk kebebasan beragama dan melawan radikalisme.