Pendiri Kafe Fingertalk Buka Ragam Jasa Lain dengan Karyawan Tunarungu

17 Mei 2018 13:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu. (Foto: Jafrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berhasil mengembangkan Kafe Deaf Fingertalk, Dissa Syakina Ahdanisa akhirnya mendirikan tempat cuci motor dan mobil (car wash) pada September 2016. Car wash ini didirikan tepat di samping Kafe Deaf Fingertalk yang semua pekerjanya juga penyandang tunarungu.
ADVERTISEMENT
Tak cukup dengan kafe dan tempat cuci motor-mobil saja, perempuan 28 tahun itu baru-baru ini juga membuka kedai kopi yang dinamai ‘Pojok Kopi’ di depan kafe pada April 2018. Selain itu dia juga membuat tempat pelatihan menjahit dan pembuatan tas.
"Kita di Poso juga punya tempat yang tidak hanya untuk kafe tapi juga tempat pertemuan. Dari situlah saya membuka kedai kopi ini," ujar Dissa saat ditemui kumparan di Cinere, Depok, Jawa Barat, Jumat (11/5).
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu. (Foto: Jafrianto/kumparan)
Tak perlu khawatir bagaimana berkomunikasi dengan para penyandang tunarungu di kafe Deaf Fingertalk, tempat cuci mobil-motor, Pojok Kopi, dan seluruh usaha yang didirikan Dissa. Sebab dia menyediakan petunjuk berupa poster yang dilengkapi gambar tentang bagaimana berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Karyawan Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk. (Foto: Jafrianto/kumparan)
Jika masih kesulitan, pengunjung dapat menjelaskan maksudnya dengan menulis di kertas yang dibawa oleh para pegawainya. Namun biasanya para pengunjung tak menghadapi banyak kendala saat berkomunikasi dengan para pegawai Dissa. Terlebih mereka selalu menyambut pengunjung dengan ramah.
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu. (Foto: Jafrianto/kumparan)
Kami hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk belajar bahasa isyarat. Selanjutnya kami berkomunikasi dengan cukup lancar dengan pegawai Dissa.
ADVERTISEMENT
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu. (Foto: Jafrianto/kumparan)
Kafe dan Pojok Kopi milik Dissa buka setiap hari sejak pukul 08.00-00.00 WIB. Sedangkan car wash buka sejak pukul 08.00-19.00 WIB.
"Yang bikin kopi juga barista tuli. Kopi banyak anak muda nongkrong baik tuli maupun dengar. Kita juga ajarkan teman-teman tunarungu ketika orang datang, sapa dengan bahasa isyarat," tutur Dissa.
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu . (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk, Tunarungu . (Foto: Jafrianto/kumparan)
Rata-rata setiap harinya ada 40-50 mobil yang dicuci di tempat cuci milik Dissa. Dia menyebut, awalnya sekitar 400 mobil per bulan yang menggunakan jasa cuci miliknya, kini jauh lebih meningkat hingga berkisar 600 mobil per bulan.
Pemilik Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemilik Deaf Cafe & Car Wash Fingertalk. (Foto: Jafrianto/kumparan)
“Kalau cuci mobil rame, kafe ikut rame. Nunggu cuci mobil atau motor bisa sambil makan di kafe atau ngopi,” kata anak pertama dari empat bersaudara itu.
ADVERTISEMENT
Dissa berharap ke depannya dia bisa membuka cabang Fingertalk dari Sabang sampai Merauke.