Pendiri Partai Berkarya: Mbak Tutut Pasti Bergabung

25 Juni 2018 10:36 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tommy mengambil nomor urut Partai Berkarya (Foto: Garin Gustavia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tommy mengambil nomor urut Partai Berkarya (Foto: Garin Gustavia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah sempat gagal membesarkan Partai Nasional Republik pada 2014, Tommy Soeharto membangun Berkarya dan sukses meloloskannya ikut Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
Berkarya dibangun dengan mengusung kerinduan pada Soeharto dan stabilitas Orde Baru sebagai dagangan utama. Demi menyempurnakan imaji tersebut, Berkarya merekrut segenap trah Cendana, dari putra-putri Soeharto sampai mantu dan cucu-cucunya.
“Di kami, ketua umumnya titisan dari Pak Harto, darah daging beliau langsung. Itu yang membedakan,” kata salah satu pendiri Berkarya, Badaruddin Andi Picunang, di Mampang, Jakarta Selatan, kepada kumparan, Selasa (12/6).
Lihat saja modal kampanyenya. Jejeran baliho kuning bergambar beringin memampangkan wajah mendiang Soeharto bersanding dengan Tommy dan Titiek Soeharto yang baru bergabung awal bulan lalu.
Baliho Partai Berkarya di Yogyakarta (Foto: Dok. istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Baliho Partai Berkarya di Yogyakarta (Foto: Dok. istimewa)
Di bawahnya, slogan besar seperti dicomot dari tahun 80-an: saatnya BERKARYA untuk INDONESIA.
Badaruddin percaya, lengkapnya figur keluarga Cendana akan jadi daya tarik kuat bagi para pemilih. Bahkan, ia yakin target tinggi partainya, menguasai 80 dari 575 kursi di DPR RI lewat Pemilu Legislatif 2019, akan tercapai dengan bermodalkan janji meneruskan cita-cita Soeharto.
ADVERTISEMENT
Berjas kuning-oranye berhiaskan beringin-rantai sebagai simbol partai, Badaruddin menyempatkan waktu 40 menit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kumparan di sela kesibukannya tampil di televisi nasional sebagai perwakilan partai.
Badaruddin adalah mantan kader Golkar selama 20 tahun dari Palopo, Sulawesi Selatan. Ia sempat menjabat sebagai sekjen Partai Berkarya sebelum digantikan oleh Priyo Budi Santoso. Kini ia menjabat sebagai Ketua DPP Partai Berkarya dan anggota Majelis Tinggi Partai Berkarya.
Badaruddin panjang lebar membeberkan peran penting keluarga Cendana di Partai Berkarya dalam menghidupkan kembali spirit Soeharto. Ia juga bicara soal rencana partai ke depan, termasuk kepastian bergabungnya putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut, serta potensi kisruh perebutan massa dengan Golkar--partai yang jadi muasal kebanyakan kader mereka.
Badaruddin Andi Picunang. (Foto: Ardhana Pragota/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Badaruddin Andi Picunang. (Foto: Ardhana Pragota/kumparan)
Kenapa mendirikan Partai Berkarya?
ADVERTISEMENT
Waktu itu, 2015, ada dualisme kepemimpinan di Golkar. Ada Pak Aburizal dan ada Pak Agung Laksono. Pada saat itu, kami anak muda yang tidak puas dengan kebijakan-kebijakan partai, membentuk kelompok untuk membuat partai baru, tapi tidak berarti sempalan Partai Golkar. Kami buatlah Partai Beringin Karya.
Karena saat itu aturan untuk membuat partai baru sangat susah, akhirnya kami mengajak partai yang sudah ada, yakni Partai Nasional Republik. Kami bergabung, sehingga secara legal Partai Berkarya mempunyai hak untuk menjadi peserta pemilu.
Pada saat itulah kami mendaftar, kurang lebih satu tahun yang lalu, melalui proses verifikasi dan alhamdulillah lolos karena memenuhi persyaratan-persyaratan yang kami bangun kurang lebih setahun.
Kenapa Tommy yang jadi wajah Partai Berkarya?
ADVERTISEMENT
Awalnya kami kumpulan anak-anak muda, di samping juga pentolan beberapa parpol selain Golkar. Memang matahari kami, central figure kami, adalah Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto).
Pak Tommy sendiri kan selaku ketua dewan pembina di Partai Nasional Republik, partai yang didirikan beliau tahun 2012, namun tidak lolos Pemilu 2014. Sehingga vakum dan itulah yang kami hidupkan kembali dengan konsep yang ada di Partai Beringin Karya yang kami bentuk saat itu.
Sehingga kami sepakat, figur sentral dari partai ini adalah Hutomo Mandala Putra. Tentunya visi misi dan program-program strategis kami sesuaikan dengan program-program Pak Harto dulunya, bapak beliau.
Karena ini kan pasti ketika berbicara Tommy Soeharto, orang akan bicara ini partai Cendana, partai Pak Harto.
ADVERTISEMENT
Sengaja menjadikan Pak Harto ikon?
Ya. Tidak bisa kami pungkiri, kami yang bergabung dalam partai ini memang rata-rata pencinta Pak Harto, rindu akan kondisi bangsa saat Pak Harto memimpin.
Tidak berarti rezim itu ingin kami hadirkan saat ini, tapi semangat pembangunan yang ada pada saat itu, ingin kami tularkan ke generasi sekarang. Di mana bangsa kita, masyarakat kita, hampir semua menginginkan keamanan terjamin, 1 x 24 jam bebas beraktivitas tanpa ragu-ragu, tanpa harus masuk ke mal takut ada bom, ada begal, dan sebagainya. Zaman Pak Harto kan tidak ada itu. Ada, tapi tidak banyak seperti sekarang.
Kami tidak ingin memaksakan seluruh bangsa Indonesia 100 persen memilih kami. Kami kan lihat dari hasil survei beberapa minggu lalu, Mas Qodari dari Indo Barometer merilis betapa masyarakat Indonesia masih menilai kepemimpinan Pak Harto lebih baik dari beberapa pemimpin bangsa yang sudah kita miliki saat ini.
ADVERTISEMENT
Berarti masih ada pencinta-pencinta beliau, dan itulah yang ingin kami rangkul untuk menyalurkan aspirasinya melalui Partai Berkarya.
Dalam survei Indo Barometer yang digelar 15-22 April 2018 di 34 provinsi terhadap 1.200 responden itu, 32,9 persen menganggap Soeharto berhasil memimpin Indonesia, disusul Soekarno (21,3 persen), Jokowi (17,8 persen), SBY (11,6 persen), BJ Habibie (3,5 persen), Gus Dur (1,7 persen), dan Megawati (0,6 persen).
Berkarya berharap apa dari Titiek Soeharto yang baru bergabung?
Anak Pak Harto sangat berpengaruh terhadap suara Golkar. Ini dilihat oleh teman-teman di Golkar. Posisi harus diberikan ke Mbak Titiek. Sayangnya ada beberapa kelompok yang tidak menginginkan itu.
Titiek Soeharto dan potret sang ayah. (Foto: Rahmat Pribadi/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Titiek Soeharto dan potret sang ayah. (Foto: Rahmat Pribadi/AFP)
Titiek terpilih karena membawa nama Golkar, yakin di Berkarya Titiek akan berhasil menarik suara lagi?
ADVERTISEMENT
Yakin. Karena, satu, daerah pemilihan beliau Yogya. Dua, Bu Titiek itu identik dengan Pak Harto, kan putri biologisnya. Yang milih beliau rata-rata pencinta Pak Harto. Nah, kalau persoalan Golkar dan Berkarya kan sami mawon kata orang. Itu persoalan kendaraan saja.
Bahkan mungkin lebih banyak yang milih Bu Titiek lewat Berkarya. Mungkin pemilihnya melihat visi misi partai, melihat partai baru. Ibarat kendaraan, kendaraan baru dan kendaraan lama kan beda. Jadi banyak faktor yang bisa membuat suara Mbak Titiek sekarang lebih banyak.
Partai Berkarya semangat sekali merekrut figur-figur Cendana. Strategis, ya?
Kami membangun dan mendirikan partai ini bertepatan dengan 55 tahun Pak Tommy, 15 Juli 2016. Jadi awalnya ketika Pak Tommy masuk ke keluarga besar Partai Berkarya, apalagi beliau sebagai pendiri, kami berharap juga saudara-saudara beliau, kakak-kakak beliau di keluarga besar Cendana, bergabung ke sini.
ADVERTISEMENT
Sehingga partai ini benar-benar fokus dan terukur, betul-betul menjadi partai yang memperjuangkan pikiran-pikiran Pak Harto. Ini yang ditonjolkan di segala macam kegiatan, termasuk wacana Trilogi Pembangunan. Sehingga masyarakat tidak menilai bahwa ini juga bisa dilakukan oleh partai lain.
Trilogi Pembangunan ialah program pembangunan nasional pemerintah Orde Baru yang terdiri dari: 1. Stabilitas nasional yang dinamis; 2. Pertumbuhan ekonomi tinggi; 3. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Dengan masuknya Mbak Titiek ke Partai Berkarya, masyarakat lebih fokus, bahwa ketika mereka mengidolakan Pak Harto dan ingin mendapatkan program-program yang pro dengan pikiran-pikiran Pak Harto, ya Berkarya tempatnya.
Mbak Tutut, putri sulung Soeharto. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mbak Tutut, putri sulung Soeharto. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Mbak Titiek sudah bergabung, Mbak Tutut kapan?
Kalau Mbak Tutut pasti. Sudah dibahasakan oleh ketua umum kami, tinggal menunggu momen, kapan beliau mem-publish untuk masuk ke sini.
ADVERTISEMENT
Mbak Tutut sangat menghargai tindakan adik-adiknya untuk mengambil sikap bergabung ke Partai Berkarya. Anak dan mantunya beliau sudah gabung. Ketua DPW DKI Jakarta Berkarya adalah mantu beliau sendiri (Muhammad Ali Reza).
Cepat atau lambat, beliau-beliau (keluarga Cendana yang lain) pasti akan gabung. Jadi selain saudara-saudara, anak-cucu Pak Harto, juga kerabat dan sebagainya. Termasuk pencinta-pencinta Pak Harto yang merasakan pembangunan pada zaman beliau, mereka-mereka yang merindukan akan sosok pak Harto.
Dan mudah-mudahan sosok Pak Harto itu ada di anak beliau, termasuk ketua umum kami maupun ibu Titiek Soeharto sendiri.
Secara terpisah di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, menantu Tutut, Ali Reza, tak menampik kabar Tutut akan resmi bergabung dengan Berkarya. “Mudah-mudahan.”
ADVERTISEMENT
Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso juga mengisyaratkan bergabungnya putri sulung Soeharto itu hanya soal waktu. “Saya juga berharap nantinya Mbak Tutut Soeharto berkenan roadshow ke daerah-daerah,” ujar Priyo.
Bau Orba Partai Berkarya (Foto: Putri Sarah A./kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bau Orba Partai Berkarya (Foto: Putri Sarah A./kumparan)
Partai Berkarya punya kemiripan dengan Golkar. Kalau nanti Cendana ke Berkarya semua, apa enggak muncul gesekan?
Itu sah-sah saja. Golkar tidak hanya melahirkan atau mirip dengan Partai Berkarya. Ada partai-partai lain sebelumnya yang eksis, yang dilahirkan dari orang-orang yang mendirikan Partai Berkarya, termasuk kami.
Tidak dapat kami pungkiri bahwa kami yang mendirikan Partai Beringin Karya sebelumnya itu adalah kader-kader dari Partai Golkar yang sudah puluhan tahun, sehingga mungkin saja nuansa kuning--pohon beringin itu--mengilhami lahirnya partai ini. Tapi visi, misi, strategi, dan lainnya saya kira bahasanya beda.
ADVERTISEMENT
Kita tahu Pak Harto identik dengan Golkar. Saya kira sah dan wajar-wajar saja apabila pemikiran-pemikiran beliau kami kembangkan di Partai Berkarya dan kami juga tidak harus mengklaim 100 persen.
Silakan Golkar berkreativitas untuk itu karena mereka juga punya sejarah. Tapi kan yang membedakan kami sekarang, ketua umumnya titisan Pak Harto, darah daging beliau langsung.
Bagaimana Partai Berkarya menggaet pengurus di daerah?
Kader-kader Golkar yang pecah pada masa Akbar Tanjung, mereka tokoh-tokoh kan, ini kami ambil dan dudukkan sebagai ketua-ketua.
Tanpa uang dari pusat, mereka kerja sendiri, karena harga diri segala macam. Dia (bertekad) memperlihatkan kepada partai yang ditinggalkan, harus lolos di (DPRD) daerah.
Titiek Soeharto pindak ke Partai Berkarya (Foto: Antarafoto/Andreas Fitri A.)
zoom-in-whitePerbesar
Titiek Soeharto pindak ke Partai Berkarya (Foto: Antarafoto/Andreas Fitri A.)
Banyak kader Golkar di Berkarya?
ADVERTISEMENT
Hampir 70 persen dari Golkar. Maka dengan bergabungnya Mbak Titiek ini lebih menguatkan.
------------------------
Ikuti terus manuver putra-putri Soeharto dalam rangkaian laporan mendalam Cendana is Back di Liputan Khusus kumparan.