news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Peneliti LIPI: Pemilih Milenial Tak Bisa Dikendalikan Isu SARA

29 Agustus 2018 12:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Polmark Indonesia Pemilu dan Ancaman Retaknya Kerukunan Sosial, Rabu (29/8/18). (Foto: Rian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Polmark Indonesia Pemilu dan Ancaman Retaknya Kerukunan Sosial, Rabu (29/8/18). (Foto: Rian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengungkapkan para pemilih milenial memiliki kecenderungan politik yang berbeda dengan kalangan pemilih dengan pemilih lebih tua. Salah satunya milenial tak terpengaruh isu SARA.
ADVERTISEMENT
"Sepengetahuan saya mereka memliki satu taste politik beda. Mereka lebih rasional dan menyukai sosok cerdas," kata Siti dalam diskusi PolMark Indonesia bertajuk 'Pemilu dan Ancaman Retaknya Kerukunan Sosial' di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (29/8)
"Generasi milenial punya taste tersendiri. Dia mungkin enggak dikendalikan sejauh isu SARA," lanjutnya.
Ia mengatakan, pemilih milenial juga lebih menilai sosok pemimpin yang dianggap menjanjikan hingga memiliki kapasitas yang mumpuni.
"Lebih melihat tampilan sosok apakah orang ini meyakinkan, menjanjikan dan punya kapasitas dan kemajuan," ujar dia.
Meski demikian, Zuhro menuturkan pemilih dari kaum muda ini tak menyukai sosok pemimpin yang kerap berbohong. Terlebih, tokoh tersebut juga koruptif.
"Anak muda tidak bisa didekte. Mereka punya satu bayangan pemimpin itu meyakinkan, sesuai dengan keberadaan mereka yang modern. Tapi yang membuat benci yaitu korupsi, kebohongan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT