Peneliti LSI Denny JA Pertanyakan Kredibilitas Real Count Tim Prabowo

18 April 2019 17:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA memberikan keterang pers terkait hasil quick count pemilihan calon legislatif Pemilu 3019 di Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA memberikan keterang pers terkait hasil quick count pemilihan calon legislatif Pemilu 3019 di Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar, mempertanyakan kredibilitas lembaga yang dipakai Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Terlebih pihak Prabowo tak menyebut detail hasil dari pasangan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Siapa lembaga yang dia pakai, apa hasilnya, berapa angka yang didapatkan oleh pasangan lainnya?" kata Rully di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (18/4).
Prabowo sebelumnya mengklaim berdasarkan real count yang dilakukan tim internalnya mendapatkan 62 persen. Hasil tersebut berbeda dengan sejumlah lembaga survei yang menyebut paslon 01 Jokowi-Ma'ruf lebih unggul dari Prabowo-Sandi.
"Apakah kita tahu kredibilitas lembaganya (yang dipakai Prabowo) segala macam," ucapnya.
Rully menilai klaim yang diungkapkan Prabowo tak berbeda jauh dengan saat Pilpres 2014. Namun, akhirnya Prabowo mengakui keunggulan Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla.
"Pak Prabowo juga sempat terkena ini di 2014 kemarin, bahwa dengan sujud syukur dan segala macamnya. Ternyata akhirnya juga mereka mengakui kekalahan dan segala macamnya," ujar Rully.
Prabowo Subianto (tengah) saat konferensi pers Deklarasi kemenangan Pilpres 2019 di Kertanegara, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Terkait keraguan pihak Prabowo terhadap hasil quick count lembaga survei, dia menegaskan LSI Denny JA bisa mempertanggungjawabkannya.
ADVERTISEMENT
"Secara ilmiah kami bisa mempertanggungjawabkan reputasi quick count kami. Karena kami tidak hanya menyelenggarakan ini baru pertama kali, lembaga ini sudah hadir dari Pemilu 2004 dulu, ketika mereka tidak mempercayai ilmiah lainnya. Mereka juga seharusnya memberikan disclaimer," ucapnya.