Penembak Swalayan Walmart di Texas Mengaku Ingin Tembak Orang Meksiko

10 Agustus 2019 5:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pelanggan toko Walmart keluar usai penembakan di El Paso, Texas, Amerika Serikat. Foto: Briana Sanchez/The El Paso Times via AP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pelanggan toko Walmart keluar usai penembakan di El Paso, Texas, Amerika Serikat. Foto: Briana Sanchez/The El Paso Times via AP
ADVERTISEMENT
Pelaku penembakan di swalayan Walmart di El Paso, Texas, Amerika Serikat, Patrick Crusius (21), mengaku ingin menyasar orang Meksiko sebagai korbannya. Pengakuan ini disampaikan Crusius usai ditangkap oleh pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, Sabtu (10/8), Crusius ditangkap atas dakwaan pembunuhan dan pengakuannya saat akan ditangkap dengan berkata 'saya penembak".
Kepada polisi, Crusius menyatakan sasarannya adalah orang Meksiko. Penembakan ini terjadi pada Sabtu (3/8) lalu. Aksi keji Crusius ini menyebabkan 22 warga tewas.
Sejumlah warga sampai di Sekolah Dasar MacArthur untuk mencari keluarga dan kerabat setelah penembakan di Toko Walmart, El Paso, Texas, Amerika Serikat. Foto: Briana Sanchez/The El Paso Times via AP
Penembakan ini merupakan kali kedua yang menelan korban jiwa di Amerika Serikat dalam awal Agustus ini. Sebelumnya, pada Kamis (1/8), dua orang tewas dan seorang polisi terluka dalam penembakan di Walmart di Mississippi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam gerakan supremasi kulit putih menyusul terjadinya penembakan ini. Supremasi kulit putih disamakan Trump dengan rasisme dan radikalisme.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Trump terus dianggap memicu timbulnya gelombang kebencian rasial di Amerika Serikat karena mengeluarkan beberapa kebijakan anti-imigran.
Presiden Donald Trump berbicara dengan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats ketika dia bertemu dengan anggota tim bisbol Chicago Cubs di Ruang Roosevelt di Gedung Putih, Washington, DC. Foto: NICHOLAS KAMM / AFP
Sejak awal menjabat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menjadi tokoh yang mendorong adanya gerakan supremasi kulit putih di Negeri Paman Sam. Terlebih beberapa pidato Trump dianggap semakin memicu kebencian rasial.
ADVERTISEMENT
Salah satu pidato yang dianggap memicu kebencian rasial adalah kala Trump melontarkan kalimat soal adanya invasi di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Pidato itu diduga jadi latar belakang aksi Crusius menembak puluhan orang di swalayan Walmart di El Paso, Texas.
Dalam pesannya yang beredar secara online, Crusius menulis aksinya dilakukan "sebagai respons untuk invasi Hispanik ke Texas". Dia juga mengaku terinspirasi dengan penembakan di Christchurch, Selandia Baru.