Penembakan di Sekolah, Tidak Heran Florida Dijuluki 'Gunshine State'

15 Februari 2018 11:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penembakan di Sekolah Florida. (Foto: Twitter @grumpyhaus via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Penembakan di Sekolah Florida. (Foto: Twitter @grumpyhaus via Reuters)
ADVERTISEMENT
Penembakan terjadi di sekolah negara bagian Florida, menewaskan 17 orang. Pelaku menggunakan senapan jenis serbu untuk membantai para korbannya.
ADVERTISEMENT
Senapan ini dengan mudah bisa didapatkan di Florida. Saking mudahnya memiliki senjata di negara bagian itu, Florida mendapatkan julukan "Gunshine State", plesetan dari slogan "Sunshine State".
Berdasarkan statistika resmi yang dilansir AFP, Kamis (15/2), Florida membagikan lebih banyak izin kepemilikan senjata dibandingkan negara bagian lainnya. Tercatat bahwa negara bagian yang menampung 21 juta orang ini telah memberikan 1,9 juta izin per Januari kemarin.
Bila membandingkan jumlah izin kepemilikan senjata dengan jumlah penduduknya, Florida menempati posisi tengah di antara negara bagian lainnya dengan kasus sama.
Namun akibat mudahnya dapat izin kepemilikan senjata api, semenanjung yang terletak di tenggara AS ini, telah menjadi lokasi insiden penembakan mematikan selama beberapa tahun belakangan.
Yang paling mengerikan yakni serangan di klub malam Orlando pada 12 Juni 2016. Penembakan massal itu didalangi oleh seorang simpatisan ISIS yang menewaskan 49 orang.
ADVERTISEMENT
Enam bulan berselang, seorang pria menyerang Bandara Internasional Fort Lauderdale pada 6 Januari 2017, dan merenggut lima nyawa.
Hingga pada Rabu (14/2), seorang remaja laki-laki umur 19 tahun bernama Nikolaus Cruz menyerang mantan sekolahnya --SMA Stoneman Douglas di Parkland-- secara brutal.
Penembakan di Sekolah Florida. (Foto: AFP/Michele Eve Sandberg)
zoom-in-whitePerbesar
Penembakan di Sekolah Florida. (Foto: AFP/Michele Eve Sandberg)
Terlepas dari tragedi yang berulang, warga Florida tidak kapok menyuarakan hak mereka untuk memiliki senjata.
Selain itu, Florida memang menjadi negara bagian AS pertama yang mengadopsi UU kontroversial bertajuk 'Stand Your Ground' pada 2005. UU tersebut mengizinkan seseorang menggunakan senjata saat dalam bahaya.
Konsekuensinya, pembunuhan dengan senjata api berlandaskan motif pembelaan diri menjadi 'wajar' di Florida.
Seperti yang terjadi pada Februari 2012, seorang remaja tak bersenjata dibunuh oleh penjaga keamanan yang mengaku sedang membela diri. Hasilnya, ia dibebaskan oleh pengadilan.
ADVERTISEMENT
Di masa Presiden Barack Obama, pemerintah AS pernah berupaya membatasi kepemilikan senjata yang baru demi mengurangi jumlah kasus penembakan. Namun upaya ini gagal karena penolakan dari Partai Republik yang menguasai parlemen dan lobi kencang asosiasi produsen senjata api, NRA.
Sementara hingga kini, Presiden AS Donald Trump tak kunjung mengambil langkah serius terkait aturan kepemilikan senjata tersebut.