Penemuan CVR dan Babak Baru Investigasi Jatuhnya Lion Air

15 Januari 2019 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerahan CVR Lion Air dari TNI-AL kepada KNKT di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/1/2019). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan CVR Lion Air dari TNI-AL kepada KNKT di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/1/2019). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Investigasi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 menemui titik terang, setelah Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT-610 ditemukan oleh tim gabungan TNI AL dan KNKT di perairan Ujung Karawang, Bekasi.
ADVERTISEMENT
Kapen Koarmada I Letkol Agung Nugroho mengatakan, CVR ditemukan di dasar laut yang telah tertimbun lumpur. Bahkan, lumpur yang menimbun CVR dalamnya mencapai 8 meter. Agung menambahkan, CVR yang merupakan bagian dari black box tersebut ditemukan masih dalam kondisi utuh.
"Jadi ditemukan 8 meter di bawah dasar laut. Jadi 8 meter di dalam lumpur. Kedalaman laut itu 30 meter ditambah lumpur 8 meter, jadi 38 meter," jelas Agung.
Adapun Diving Supervisor penyelam TNI AL Mayor Laut (S), Thomas Dolfinus Fanulene, mengatakan, dalam proses untuk menemukan CVR, tim penyelam dari TNI AL juga masih menemukan sejumlah tulang belulang.
"Selama bisa kita ambil ya kita bawa. Ngeraba, ketemu tulang ya kita kantongin, bawa ke atas," kata Thomas di KRI Todak-631.
Cockpit Voice Recorder (VCR) yang ditemukan pagi tadi, Senin (14/1/2019). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cockpit Voice Recorder (VCR) yang ditemukan pagi tadi, Senin (14/1/2019). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Thomas mengatakan, tim penyelam juga menemukan sejumlah puing pesawat Lion Air. Tapi, banyak barang puing yang tidak diambil karena fokus pencarian merupakan CVR.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak tapi enggak diambil, karena fokus kita kan CVR. Ngapain diambil, untuk pajangan rumah? Yang kita cari adalah yang berguna bagi banyak orang, di bawah kita dibatasi dengan waktu, nyawa taruhannya," ujar dia.
Usai penemuan CVR tersebut, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selanjutnya memerlukan waktu 3-5 hari untuk mengambil data. Waktu tersebut meliputi waktu untuk mengeringkan hingga mengunduh data dari CVR.
"Saya bilang 5 hari (dari ditemukan hingga data bisa di download)," kata Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, di JICT 2 Tanjung Priok, Senin (14/1).
Ketua KNKT Sorjanto Tjahjono pada acara penyerahan CVR Lion Air dari TNI-AL kepada KNKT di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/1/2019). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KNKT Sorjanto Tjahjono pada acara penyerahan CVR Lion Air dari TNI-AL kepada KNKT di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/1/2019). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Nurcahyo menyebutkan, peranan CVR dalam proses investigasi sangat krusial. Sebab melalui CVR, tim dalam mendengar semua percakapan yang ada di dalam pesawat, termasuk reaksi pilot dalam menghadapi masalah selama penerbangan berlangsung.
ADVERTISEMENT
CVR dapat menjadi data pembanding dari semua data penerbangan yang terekam di Flight Data Recorder (FDR) yang sudah ditemukan dan diunduh datanya oleh KNKT.
Di dalam CVR, ada 4 channel yang berfungsi merekam semua percakapan dalam pesawat. Pertama percakapan antara pilot dengan kopilot, pilot dengan ATC, pilot dengan kru, dan semua kegiatan yang ada di dalam pesawat. Melalui data CVR, investigator akan lebih banyak mengamati sisi manusianya.
"Pembicaran semua ada di sini. Kita kan sudah ada FDR. Nah, yang kita pengin dengar itu waktu ada masalah ini apa diskusi yang terjadi antar-pilotnya. Bagaimana mengambil keputusan. Alasannya apa, nah itulah yang kita pengen lihat. Mengapa kok dia punya pandangan seperti ini pas terjadi masalah ini," ucap Nurcahyo.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk hasil final dari penyebab jatuhnya Lion Air JT-610, berdasarkan peraturan internasional investigasi dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun.
"Aturan internasional setahun. Diharapkan setahun selesai. Kalau bisa secepatnya. Karena seluruh dunia itu menunggu, ini ada apa sama pesawat Max (Boeing 737 Max 8). Kita juga pengen jawab ini lho masalahnya," jelasnya
Presiden Jokowi juga menaruh perhatian dari ditemukannya CVR tersebut. Ia berharap penemuan ini bisa menjadi data pendukung sehingga penyebab kecelakaan Lion Air JT-610 bisa semakin jelas.
" Ya kita sangat menghargai penemuan CVR yang ditemukan oleh Kopaska sehingga ini nanti akan lebih memperjelas kecelakaaan pesawat," kata Jokowi di Presidential Lounge, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/1).
ADVERTISEMENT
"Yang kemarin ini terjadi disebabkan oleh apa. Kita bisa membuka, bisa terang benderang nanti kalau ini sudah ditemukan," lanjut dia.
Panglima Koarmada I, Laksamana Muda TNI Yudo Margono menunjukkan Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT-610 yang ditemukan di perairan Ujung Karawang, Bekasi, Senin (14/1). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima Koarmada I, Laksamana Muda TNI Yudo Margono menunjukkan Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT-610 yang ditemukan di perairan Ujung Karawang, Bekasi, Senin (14/1). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Sementara itu sebagai bentuk apresiasi, Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono akan mengusulkan pemberian penghargaan kepada para penyelam dari TNI AL.
"Reward pasti ada. Nanti kita akan laporkan pada komando atas tentunya, karena militer sehingga harus kita laporkan pada komando atas," kata Yudo saat konferensi pers di atas KRI Spica, Senin (14/1).
Menurut Yudo, tim yang terjun ke lokasi untuk mencari CVR, yakni Kopaska dan Dislambair Koarmada I TNI AL. Saat pencarian, empat orang penyelam Dislambair berhasil menemukan CVR itu.
Empat orang itu yakni Kapten Iwan, Klk Debi Susanto, Serda Satria Margono dan Klk Tri Agus. Serda Satria merupakan orang yang pertama menemukan CVR tersebut..
ADVERTISEMENT