news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pengabdian Najjar, Tenaga Medis Palestina yang Ditembak Mati Israel

3 Juni 2018 15:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Razan al-Najjar. (Foto: Instagram/@eye.on.palestine)
zoom-in-whitePerbesar
Razan al-Najjar. (Foto: Instagram/@eye.on.palestine)
ADVERTISEMENT
Hidup perempuan muda berusia 21 tahun asal Palestina bernama Razan al-Najjar harus berakhir di tangan militer Israel. Razan ditembak dengan timah panas di dadanya saat sedang menolong demonstran yang terluka dalam aksi 'Great March Return'.
ADVERTISEMENT
Sebelum wafat, Razan sempat bercerita dirinya menjadi perawat secara sukarela di daerah Khan Yunis, Jalur Gaza selatan. Ia bekerja selama 13 jam untuk menolong korban-korban yang terluka akibat demonstrasi di perbatasan Palestina dan Israel. Tangannya seolah sudah akrab dengan darah para pejuang Palestina.
"Saya di sini bekerja di lapangan mulai jam 07.00 pagi sampai jam 20.00 malam. Tugas saya adalah memberikan pertolongan pertama kepada yang terluka," kata Razan dikutip dari Jewish Voice for Peace dan New York Times, Minggu (3/6).
"Saya memberikan pertolongan pertama sampai mereka mencapai rumah sakit. Kami melakukan ini untuk cinta kami untuk negara. Ini pekerjaan kemanusiaan. Kami tidak melakukannya demi uang, kami melakukannya demi Tuhan," lanjut dia.
Razan al Najjar saat menjadi tim medis. (Foto: AFP/Said Khatib)
zoom-in-whitePerbesar
Razan al Najjar saat menjadi tim medis. (Foto: AFP/Said Khatib)
Razan lalu mengatakan menjadi seorang perawat bukanlah pekerjaan mudah. Meski perawat, apalagi di daerah konflik kebanyakan pria, namun Razan menepis itu semua.
ADVERTISEMENT
"Menjadi tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk seorang pria. Ini untuk wanita juga. Terkadang yang terluka adalah wanita," ucap Razan.
Razan al Najjar saat menjadi tim medis. (Foto: AFP/Said Khatib)
zoom-in-whitePerbesar
Razan al Najjar saat menjadi tim medis. (Foto: AFP/Said Khatib)
Meski Razan bekerja secara sukarela, namun ia sepenuh hati membantu korban yang terluka. Razan menegaskan ada pesan yang ingin ia sampaikan kepada dunia dengan menjadi tenaga medis.
"Tanpa senjata, kita bisa melakukan apa saja. Kami memiliki satu tujuan, untuk menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi orang," tegasnya.
Warga membawa jenazah Razan al Najjar. (Foto: AFP/Said Khatib)
zoom-in-whitePerbesar
Warga membawa jenazah Razan al Najjar. (Foto: AFP/Said Khatib)
Meski Razan kini telah tiada, namun para korban yang pernah dirawat olehnya dan warga Palestina akan selalu mengenang jasa-jasanya. Bahkan Razan dianggap oleh warga Palestina sebagai malaikat.
Raut wajah sedih dan tetesan air mata berlinang di wajah mereka yang mengantar jenazah Razan. Saat pemakaman, ayah dari Razan terus mendekap jas putih yang putrinya kenakan saat membantu para demonstran.
ADVERTISEMENT
Raut wajah sang ayah terlihat tegar meski anaknya telah tewas. Kematian Razan menambah daftar warga Palestina yang tewas oleh peluru Israel, menjadi 123 orang. Dunia mengutuk, tapi Israel tak kunjung menghentikan aksi biadabnya.