Pengadilan Jerman Bebaskan Pria Irak, Tersangka Pembunuhan di Chemnitz

20 September 2018 1:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Muhammad Faisall/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Muhammad Faisall/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengadilan Kota Chemnitz, Jerman, akhirnya membebaskan seorang tersangka kasus pembunuhan terhadap Daniel Hillig (35), seorang warga Jerman berdarah Cuba yang tewas pada 26 Agustus yang lalu. Tersangka adalah seorang pencari suaka yang berasal dari Irak, bernama Yousif Ibrahim A (22).
ADVERTISEMENT
Jaksa penuntut tidak berhasil menemukan bukti-bukti forensik yang menjerat tersangka dengan kasus penusukan tersebut dan juga saksi yang bisa mengidentifikasi pelaku kejahatan.
Kuasa hukum Yousif, Dost-Roxin mengatakan, penangkapan kliennya merupakan hal yang ilegal karena berdasarkan 'fantasi jaksa' dan bukti palsu.
Dost-Roxin sedang mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum terhadap pihak yang nemangkap kliennya secara ilegal. Setelah ditangkap, kliennya menghabiskan tiga minggu dalam penahanan.
Protes kelompok sayap kanan di Köthen, Jerman. (Foto: AFP/Odd Andersen)
zoom-in-whitePerbesar
Protes kelompok sayap kanan di Köthen, Jerman. (Foto: AFP/Odd Andersen)
Meskipun begitu, tersangka lain yang berasal dari Suriah, Alaa S (23) masih ditahan oleh pengadilan. Pencarian tersangka tambahan juga masih terus dilakukan.
Kejadian penusukan di Chemnitz tersebar dengan cepat di media sosial dan membangkitkan demonstrasi yang berbau rasis dan diskriminatif.
Beberapa jam setelah penusukan, para demonstran yang kebanyakkan berasal dari kelompok sayap kanan memenuhi jalan dan menyerang orang-orang yang menurut mereka adalah pendatang, termasuk warga Afghanistan, Suriah, dan Bulgaria.
Protes kelompok sayap kanan di Köthen, Jerman. (Foto: AFP/Odd Andersen)
zoom-in-whitePerbesar
Protes kelompok sayap kanan di Köthen, Jerman. (Foto: AFP/Odd Andersen)
ADVERTISEMENT
Beberapa dari demonstran juga secara terang-terangan menunjukkan salam Nazi yang dilarang untuk dilakukan. Demonstrasi balasan dari kelompok sayap kiri muncul beberapa hari setelahnya.
Kota Chemnitz merupakan salah satu basis pendukung kelompok sayap kanan terbanyak. Mereka adalah kelompok yang tidak setuju dengan kebijakkan Kanselir Angela Merkel yang membuka negara Jerman untuk para imigran dan pengungsi.