Pengakuan Pemutilasi Banyumas: Ingin Kuasai Harta Korban

15 Juli 2019 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deni Priyanto sebagai pelaku mutilasi seorang perempuan. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deni Priyanto sebagai pelaku mutilasi seorang perempuan. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Deni Priyanto, pemutilasi Khomsatun Wahidah (51), di Banyumas, Jawa Tengah, buka suara soal motifnya memutilasi PNS Kementerian Agama Kota Bandung itu.
ADVERTISEMENT
Di Mapolres Banyumas, Deni mengaku membunuh Khomsatun karena ingin menguasai harta korbannya. "Ingin menguasai hartanya. Korban minta uang dibalikin yang Rp 25 juta itu," ujar Deni, di Mapolres Banyumas, Senin (15/7).
Deni kenal dengan Khomsatun dari akun jejaring pertemanan Facebook sekitar dua bulan sebelum Idul Fitri 2019. Di akun Facebook, Deni mengaku siswa di salah satu sekolah pelayaran yang ada di Jawa Tengah.
"Saya bikin akun Facebook buat lobi-lobi cewek, korbannya baru ini," kata Deni.
Deni kemudian pergi ke Bandung untuk bertemu dengan Khomsatun. Selama di Bandung itu, keduanya terlibat hubungan gelap. Deni bahkan bela-belain mengontrak rumah petak di daerah Rancasari, Bandung.
Hubungan gelap itu dimanfaatkan Deni dengan meminjam sejumlah uang kepada Khomsatun. Total uang yang dipinjam Deni mencapai Rp 20 juta. Khomsatun mentransfer secara berkala ke rekening Deni.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Deni meminjam duit ke Khomsatun sebesar Rp 5 juta. Total piutang mencapai Rp 25 juta.
Seringnya mereka berhubungan membuat Khomsatun menyimpan rasa kepada Deni. Deni yang mengaku single itu ternyata sudah menikah dan memiliki anak di Banyumas.
Khomsatun, kata Deni, meminta dinikahi secara siri di Banjar, Jawa Barat.
"Karena saya enggak bisa bayar utang, enggak bisa nikahin dia juga. Saya sudah punya anak. Korban belum tahu saya punya istri," kata pria 37 tahun ini.
Deni kemudian membunuh Khomsatun. "Karena saya takut, jadi saya mutilasi dan mayatnya saya buang untuk menghilangkan jejak," ujarnya. Dia kemudian membawa kabur mobil Rush milik korban.
ADVERTISEMENT