news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pengamat: Tak Ada yang Istimewa dari Koalisi Keumatan

4 Juni 2018 16:51 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amien Rais, Prabowo bersama Habib Rizieq di Makkah (Foto: Instagram @amienraisofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais, Prabowo bersama Habib Rizieq di Makkah (Foto: Instagram @amienraisofficial)
ADVERTISEMENT
Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab mengusulkan koalisi keumatan yang dibentuk oleh Partai Gerindra, PKS dan PAN. Koalsi keuamatan ini diusulkan oleh Rizieq sebagai kekuatan melawan petahana di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Usulan Rizieq tersebut disampaikan saat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan politikus senior PAN Amien Rais bertemu dengannya di Makkah, Arab Saudi di beberapa hari yang lalu.
Menurut pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai tidak ada yang istimewa soal koalisi tersebut. Sebab, parpol yang muncul di dalam usulan tersebut sama, dan aktor politiknya juga tak jauh berbeda, seperti PKS, Gerindra hingga PAN.
"Kalau koalisi keumatan realistisnya Prabowo capresnya, cawapresnya kalau PAN jadi gabung antara PAN dan PKS begitu tuh, jadi enggak ada yang baru sebenarnya dari koalisi keumatan itu," kata Adi kepada kumparan, Senin (4/6).
Usulan Rizieq ini kata Adi tidak jauh berda dengan koalisi di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Bahkan menurut dia, ini usulan in terbentuk hanya ingin mengulang sukses Pilkada DKI.
ADVERTISEMENT
"Kenapa itu terus disuarakan Rizieq? Sebenarnya ini adalah partai (partai) yang menurutnya tidak ikut-ikutan menista agama, enggak ada yang baru dan enggak ada yg spesial, kenapa disebut koalisi keumatan ini kan seakan ingin mengulang sukses pilkada Jakarta 2017 lalu dimana dianggap berhasil kalahkan Pak Ahok," tutur Adi.
Ia menilai, wacana koalisi umat ini adalah salah satu upaya sejumlah tokoh politik untuk bersaing dengan Jokowi di Pilpres 2019. Menurutnya koalisi keumatan akan lebih cocok jika ada partai lain seperti PPP dan PKB bergabung.
"Ini soal positioning koalisi ini dianggap antitesa melawan Jokowi, dekat dengan umat, memperjuangkan umat islam. irisannya enggaka ada yang spesial, enggak ada yang berbeda, yang akan jadi spesial kalau koalisi keumatan yang diimbau ada PKB, ada PPP, itu baru spesial, kalau yg diimbau hanya PAN, PKS ndak ada yang berbeda," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Yang menarik justru dari koalisi ini bukan dari capres dan cawapresnya. Rizieq dan yang lain terus-terusan ingin mencoba merawat stamina publik begitu. Bahwa mereka dekat dengan umat islam kemudian koalisi keumatan itu disampaikan di Makkah momentumnya di situ," sambung Adi.
Selain itu Adi juga menyebut capres yang akan diusung kemungkinan besar tetap sama yaitu Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Sementara cawapres akan mempertimbangkan dari sejumlah nama internal yang diusulkan PKS. Ia juga menilai Gerindra akan lebih terbuka dengan PKS soal cawapres ketimbang PAN yang belum menentukan sikap politik.
"Kalau skenario capresnya sejauh ini menurut saya tetap saja Prabowo capresnya, wakilnya sejauh ini karena PAN belum tentukan sikap apapun yang paling terdekat, realistisnya PKS, sembilan nama itu," tutup Adi.
ADVERTISEMENT