Pengamat: Usai Vonis Mati Aman, JAD Bisa Kehilangan Arah

22 Juni 2018 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aman mengangkat tangan usai terima putusan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aman mengangkat tangan usai terima putusan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aman Abdurrahman divonis mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Lantas bagaimana respons pengikutnya di jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dalam menanggapi vonis tersebut?
ADVERTISEMENT
Menurut pengamat terorisme Harist Abu Ulya, apabila nantinya Aman tidak mengambil kasasi, orang-orang yang mendukung Aman akan menganggap putusan tersebut tidak adil.
"Kalau putusannya mati, tentu ini bagi kalangan pro Aman merupakan keputusan yang tidak adil, dipaksakan," kata Harist saat dihubungi kumparan, Jumat (22/6).
Putusan ini pun, lanjut Harist, berpotensi memunculkan kemarahan. Menurutnya, pihak kepolisian harus berhati-hati dan dapat mendeteksi apabila muncul ancaman dari teroris pengikut Aman.
"Baik sebelum atau setelah dieksekusi, ada kemungkinan akan memunculkan kemarahan, itu wajar. Kemudian apakah nanti kemarahan ini bentuk pasif atau serangan-serangan brutal kepada aparat kepolisian, itu tugas aparat untuk mendeteksi, tapi potensi itu tetap ada, maklum kan kalau induknya ini hilang atau bermasalah, anak-anaknya mereka marah membela kan," ungkap Harist.
Petugas polisi di sidang vonis Aman Abdurrahman. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas polisi di sidang vonis Aman Abdurrahman. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Jadi polisi harus meningkatkan kewaspadaan supaya enggak jadi sasaran teror berikutnya. Baik yang jadi polisi jalan raya maupun di markas-markas, harus meningkatkan kewaspadaan," ungkapnya.
Di sisi lain, menurut Harist, vonis mati terhadap Aman akan sangat berpengaruh terhadap kondisi JAD. Hal ini dikarenakan Aman merupakan figur utama yang kerap jadi referensi untuk pengikut JAD.
"Kalau nanti dieksekusi mati, maka JAD akan kehilangan figur utama yang jadi referensi untuk mereka, karena dia adalah induk. Akan sangat berpengaruh, karena belum ada orang sekelas Aman untuk menggantikan. Bisa kehilangan arah? bisa jadi, karena referensinya sudah tidak ada," pungkasnya.