Penghuni Apartemen Cinere Bellevue Protes Alarm Mati Saat Kebakaran

6 Oktober 2017 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Pengelola Apartemen Cinere Bellevue (Foto: Adim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Pengelola Apartemen Cinere Bellevue (Foto: Adim Mugni/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Megapolitan Development yang merupakan pengelola apartemen Cinere Bellevue menggelar konferensi pers terkait kebakaran yang terjadi pada Kamis (5/10). Managing Director PT Megapolitan Development, Ronald Wihardja, meminta maaf atas insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
Acara ini semula berjalan lancar dan kondusif. Hingga tiba di sesi tanya jawab untuk wartawan, salah seorang penghuni apartemen menyampaikan keluhannya. Penghuni lain menyampaikan hal senada hingga keluhan mereka bersahut-sahutan. Rata-rata mengeluhkan alarm peringatan kebakaran yang tidak berbunyi, dan tidak adanya pengumuman dari pengelola apartemen.
Belum sempat semua pertanyaan dijawab oleh pihak manajemen, penghuni langsung cekcok mengeluarkan pendapatnya dengan nada tinggi. Suasana menjadi gaduh.
Ronald yang didampingi Kadis Damkar Kota Depok Yayan Harianto, Kapolsek Limo AKP M Iskandar, langsung meninggalkan lokasi konferensi pers menuju tempat pengamanan. Sontak para penghuni berteriak menyerukan kekesalannya.
Sebetulnya sebelum kegaduhan itu, Ronald sudah meminta para penghuni untuk bersabar dan akan diberikan sesi tanya jawab khusus. Namun para penghuni tersebut mengaku tidak sabar dan terlanjur kesal.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dikeluhkan oleh Kassah Hakim (43 tahun), penjual barang antik di lantai LG Apartemen Cinere Bellevue. Kassah mengaku hingga saat ini belum tahu bagaimana kondisi tokonya yang banyak menjual guci-guci antik dari China itu. Sebab saat kejadian dia sedang berada di luar toko.
"Kalau barang-barang saya kebakar semua, itu kerugian saya bisa mencapai Rp 2,6 miliar. Tapi mudah-mudahan tidak kenapa-kenapa karena sulit dapat barangnya," kata dia setelah meluapkan emosinya saat konferensi pers.
Saat kebakaran terjadi, Kassah sedang berada di tokonya yang berada di lokasi lain. Dia langsung bergegas menuju tokonya yang berada di apartemen Cinere Bellevue saat mendengar ada kabar kebakaran itu.
Menurut Kassah, semua penghuni apartemen Cinere Bellevue marah itu karena pernyataan manajemen tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Salah satunya yakni pernyataan bahwa alarm pada saat musibah itu menyala, padahal kenyataannya, menurut Kassah dan penghuni lain, alarm tidak menyala.
ADVERTISEMENT
Hal senada diungkapkan Catherin. Selain alarm mati, tidak ada pemberitahuan kebakaran melalui pengeras suara atau peringatan semacamnya. Petugas keamanan yang berjaga saat itu, menurutnya juga tidak sigap.
"Sprinkle saya enggak nyala. Lalu hydrant enggak keluar air. Dipecahin pun enggak ada air. Damkarnya kan di depan saya, saya lihat itu," ujar perempuan berambut panjang tersebut.
Catherin mengatakan, petugas damkar yang tiba di lokasi saat itu, mencari sumber air dari danau. Menurut Catherine, bagian depan toko furniturenya aman, namun seluruh furniturenya sudah rusak.
"Kerugian ada Rp 900 jutaan. Furniture saya jati semua yang saya jual, itu porak poranda. Kita enggak mungkin jual ke customer," keluhnya.
Hingga saat ini warga masih berkumpul, sebagian sudah pulang. Pihak manajemen pun tidak menjelaskan akan  melanjutkan konperensi pers atau tidak.
ADVERTISEMENT
Reporter: Adim Mugni