Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Salah satu penghuni Asrama Mahasiswa Papua, Papuana, mengakui ada rekan asramanya yang mematahkan tiang bendera merah-putih, Jumat (16/8). Namun, Papuana tidak menjelaskan tujuan perusakan tiang bendera yang tertancap di depan asrama mereka di Jalan Kalasan, Surabaya, itu.
ADVERTISEMENT
"Benar (kutipan ini diperbaharui pada Rabu (2/8), narasumber meralat keterangannya dan mengaku tidak tahu)" kata Papuana saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (16/8).
(kumparan mengupdate keterangan Papuana pada Rabu (21/8). Lewat pengacaranya Sahura dari LBH Surabaya, Papuana menyatakan tidak tahu soal insiden perusakan bendera. kumparan juga sudah memberikan rekaman telepon ke LBH Surabaya seperti pernyataan Papuana pada Jumat lalu. Papuana, seperti dituturkan Sahura, sudah mendengar kembali rekaman itu dan memberi penjelasan, dia beralasan saat itu tidak tahu maksud pertanyaan. Atas keterangan ralat dari Papuan ini, kumparan mengupdate judul berita. Sebelumnya berita ini berjudul 'Penghuni Asrama Papua di Surabaya Akui Patahkan Tiang Bendera' dan kami update dengan judul baru menjadi 'Penghuni Asrama Papua Ralat Keterangan Insiden Tiang Bendera Patah')
ADVERTISEMENT
Papuana menuturkan, akibat insiden itu, sejumlah massa langsung merangsek ke asramanya. Mereka lalu disusul dengan aparat TNI dan kepolisian setempat.
"Pukul 14.20 WIB, aparat TNI datang ke depan asrama. Intel dan beberapa polisi, juga ada Satpol PP," jelasnya.
Papuana mengatakan akibat insiden perusakan tiang bendera itu, asrama mereka dilempari batu dan dicaci oleh sejumlah massa. Selain itu, massa tersebut juga mengambil beberapa spanduk yang terpasang di pagar asrama.
"Kami dilempari dengan batu. Sebelum dilempari, kami dikatai. Ada perusakan, beberapa spanduk di pagar asrama dirobek. Tapi kami di sini, di dalam, aman-aman saja," tutur Papuana.
Ia juga menyanggah tudingan jika para penghuni asrama hendak memanah massa yang mengamuk di depan jalan. Menurut Papuana, hal itu adalah fitnah.
ADVERTISEMENT
"Tidak. Itu omong kosong. Kami tidak melakukan apa pun. Kami tidak balas apa pun," kata dia.
(kumparan mengupdate berita ini pada Rabu (21/8) dengan menambahkan keterangan dari penghuni asrama yang lain, Dorlince Iyowawu, terkait insiden bendera. Sebelumnya kumparan bersama wartawan lain dari IDN Times mengontak seseorang yang mengaku di dalam asrama dan meminta dipanggil Papuana. Kontak telepon dengan Papuana dilakukan di depan asrama dengan loud speaker dan direkam)
Saat dikonfirmasi, Dorlince menjelaskan penghuni asrama memang, sempat melihat ada bendera terpasang di depan tempat tinggalnya pada Jumat siang. Bendera itu baru terlihat rusak saat dia kembali membeli makan siang.
“Sebenarnya kalau pengrusakan bendera itu tidak, karena tadi pagi sampai tadi siang itu masih terpasang. Jadi ketika beberapa asrama ini, saya sendiri juga keluar dari asrama saat itu pergi beli makan setelah kembali memang benderanya tidak ada,” terang Dorlince saat dihubungi, Jumat (16/8).
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah melihat bendera itu rusak, Dorlince dikagetkan dengan kedatangan sejumlah orang di asramanya. Massa yang datang langsung mengamuk.
“Sementara kami tidak tahu menahu. Pukul 15.20 WIB kami beberapa orang lagi duduk di depan asrama kaget tiba-tiba pintu langsung ditendang tendang oleh tentara,” terangnya.