Pengungsi Korban Tsunami di Kantor Gubernur Lampung Tinggal 153 Orang

4 Januari 2019 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Pesisir Kota Bandar Lampung mengungsi dan bermalam di Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Lampung, Selasa (24/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Ardiansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Pesisir Kota Bandar Lampung mengungsi dan bermalam di Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Lampung, Selasa (24/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Ardiansyah)
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari dua pekan setelah tsunami menerjang Banten dan Lampung. Sebagian besar pengungsi terdampak tsunami di Kantor Gubernur Lampung sudah pulang ke rumahnya hingga tinggal menyisakan 153 orang atau 36 kepala keluarga (KK).
ADVERTISEMENT
"Jumlah pengungsi di sini sudah mulai berkurang. Yang tadinya 3.500 orang, tetapi saat ini hanya tinggal sekitar 153 orang," kata Ketua Koordinator Wilayah Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Lampung, Imam Setiawan, di Bandar Lampung, Jumat (4/1), dilansir Antara.
Imam menjelaskan, Tim Tagana bersama petugas BPBD dan Satpol PP akan melakukan sosialisasi kepada pengungsi yang masih tersisa, karena peringatan tanggap bencana di Lampung Selatan yang akan berakhir pada Sabtu (5/1) mendatang.
"Kita harus lakukan sosialisasi kepada masyarakat, karena tanggap darurat hanya sampai tanggal 5 Januari 2019. Jadi kemungkinan dapur umum akan tutup pada tanggal segitu," ucap Imam.
"Semua sudah kita data, baik yang ada di parkiran bawah Balai Keratun, di tenda, dan di depan kantor gubernur," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BNPB per Rabu (2/1) pukul 13.00 WIB, jumlah pengungsi di Lampung Selatan berjumlah 9.292 orang. Dengan rincian 1.193 pengungsi di Kota Bandar Lampung, 7.868 pengungsi di Kabupaten Lampung Selatan, dan 231 pengungsi di Kabupaten Pesawaran.
Presiden Jokowi juga sebelumnya mengunjungi pengungsi di Lampung Selatan pada Rabu (2/1) lalu. Selain menghibur pengungsi anak-anak, Jokowi juga berjanji pemerintah akan segera membangun kembali rumah-rumah warga yang rusak akibat tsunami, hingga berencana merelokasi warga yang tinggal di area rawan.