Penjelasan BMKG soal 3 Gempa yang Guncang Selatan Bali

25 Juli 2019 0:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seismograf, alat ukur gempa bumi. Foto: Thinkstock/Petrovich9
zoom-in-whitePerbesar
Seismograf, alat ukur gempa bumi. Foto: Thinkstock/Petrovich9
ADVERTISEMENT
Rentetan gempa mengguncang Bali pada Rabu (24/7). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada tiga gempa yang terjadi. Masing-masing dengan kekuatan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Gempa cukup signifikan mengguncang Bali pada pukul 20.17 WIB. Gempa tersebut terjadi di Samudera Hindia Selatan Bali. Kepala bidang informasi gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, menyebut gempa itu berada di zona megathrust selatan Bali.
"Hasil analisis update yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki kekuatan M 5,2. Episenter terletak pada koordinat 10,57 LS dan 115,00 BT, tepatnya di Samudra Hindia pada jarak 198 km arah baratdaya Nusa Dua dengan kedalaman 10 km," kata Daryono dalam keterangannya, Rabu (24/7).
Daryono menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa tersebut merupakan jenis gempa tektonik dangkal. Dengan memperhatikan mekanisme sumber yang berupa pergerakan naik, maka hiposenter (pusat gempa) berada di Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
ADVERTISEMENT
"Pusat gempa ini meskipun lokasi sangat jauh dari Bali dan Lombok, tetapi beberapa warga di Lombok merasakan guncangan gempa ini dalam skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)," kata dia.
Gempa berkekuatan 5,2 magnitudo itu merupakan yang ketiga yang mengguncang Bali di hari tersebut. Sebelumnya, pada pukul 09.29 WITA, gempa mengguncang Bali dengan kekuatan 4,9 magnitudo di kedalaman 71 Km. Selanjutnya gempa kedua mengguncang pada pukul 18.53 WITA dengan kekuatan 4,1 magnitudo dengan kedalaman 66 Km.
"Ditinjau dari kedalaman hiposenternya (pusat gempa) maka baik gempa pertama dan kedua adalah gempa dengan kedalaman menengah di zona Benioff," kata dia.
Ilustrasi gempa Foto: kumparan/Nunki Pangaribuan
"Ditinjau dari karakteristik kedalaman dan mekanisme sumbernya tampak bahwa gempa pertama dan kedua lebih memiliki kaitan dengan aktivitas gempa kuat yang terjadi pada tanggal 16 Juli 2019 lalu dengan kekuatan M 6,0 pada kedalaman 75.6 km. Sedangan gempa yang ketiga adalah gempa baru di zona megathrust," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Dengan terjadinya peristiwa 3 gempa bumi di selatan Bali dalam sehari ini, Daryono mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan, tetapi tetap tenang. Ia menyebut, tingkah laku gempa masih sulit dikenali polanya, selain itu aktivitas gempa bumi belum dapat diprediksi kapan, di mana, dan berapa kekuatannya.
"Hingga malam ini warga Banyuwangi dan Bali masih melontarkan pertanyaan: Apakah rentetan gempa di selatan Bali ini merupakan tipe gempa pembuka? Jawabnya adalah sangat sulit untuk menentukan sebuah gempa disebut sebagai gempa pembuka atau bukan," pungkasnya.