Penjelasan BMKG Soal Hujan Es di Jakarta

28 Maret 2017 16:29 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hujan Es Batu di Jakarta (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
Hujan disertai jatuhnya gumpalan es terjadi di Jakarta Selatan dan sekitarnya. Peristiwa yang terjadi pada Selasa (28/3) sekitar 15.30 WIB, didahului dengan angin kencang dan sambaran petir.
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena ini memang mungkin terjadi masa peralihan musim seperti saat ini. "Baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," kata Kabag Humas BMKG, Hary Tirto, kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (28/3).
Hary juga menjelaskan bagaimana ciri cuaca sebelum terjadinya hujan es. Biasanya, katanya, satu hari sebelumnya udara akan terasa panas.
Udara panas, jelas Hary, terjadi karena radiasi sinar matahari yang cukup kuat. "Ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara 10.00 WIB dan 07.00 WIB yang rentangnya lebih dari 4.5 derajat Celcius disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai lebih dari 60 persen," katanya.
ADVERTISEMENT
Perubahan udara yang terjadi dalam waktu cepat itu, menimbulkan awan cumulonimbus yang kuat. "Awan tersebut mengakibatkan munculnya fenomena hujan es," katanya.
Peristiwa semacam ini, disebut Harry, kerap terjadi pada sore dan jelang malam hari. Durasinya pun hanya sekitar 10 menit.
Hujan disertai es. (Foto: Ardana pragota/kumparan)
Berikut penjelasan BMKG mengenai proses hujan es:
- Indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat
- Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
ADVERTISEMENT
- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis – lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu – abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu – abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
- Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
- Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba – tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
- Jika 1-3 hari berturut – turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
ADVERTISEMENT
Hujan Es Batu di Jakarta (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)