Penjelasan BNN Tentang Ucapan Prabowo soal 72 Kartel Masuk Indonesia

12 Maret 2019 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arman Depari menunjukkan barang bukti. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Arman Depari menunjukkan barang bukti. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan penjelasan terkait pernyataan Capres 02 Prabowo Subianto yang menyebut ada 72 kartel internasional yang masuk ke Indonesia. Menurutnya, istilah kartel tak biasa dipakai dalam pengungkapan kasus narkoba.
ADVERTISEMENT
"Di kejahatan narkoba biasanya kita sebut sindikat. Nah, sindikat ini terdiri dari jaringan-jaringan, jaringan inilah yang kemudian BNN dapat ungkap dari waktu ke waktu. Seperti di tahun yang lalu kita juga mampu untuk mengungkap 80 jaringan. Nah, sampai sekarang saya kira sudah ada sekitar 15 jaringan. Nah ini nanti akan berkelanjutan," ujar Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Arman Depari di Kantor BNN, Cawang, Selasa (12/3).
Arman mengatakan, sindikat merupakan istilah yang tepat untuk menunjukkan kelompok pengedar narkoba yang menjalankan bisnisnya di Indonesia. Istilah kartel, menurutnya, lebih tepat dipakai dalam konteks perjanjian bisnis dagang.
Barang bukti narkotika yang menjerat artis Zulkifli di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (8/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Pada waktu yang lalu (eks) kepala BNN Pak Budi Waseso, beliau memang pernah menyebut bahwa ada 72 sindikat yang beroprasi di Indonesia. Nah, ini harus kita pahami bahwa dari waktu ke waktu sindikat yang beroprasi di Indonesia itu tidak selalu sama," terang Arman.
ADVERTISEMENT
"Karena apa? Karena mungkin sementara mereka tidak aktif kemudian ada yang sudah ditangkap, ada yang sudah dibongkar. Kalau kita bicara masalah kartel, lebih tepat untuk bisnis perjanjian dagang," sambungnya.
Sindikat sendiri, menurut Arman, sebenarnya merupakan jaringan yang sebenarnya tidak lengkap. Karena sebagian narkoba yang beredar berasal dari luar negeri, namun ada juga yang diproduksi di Indonesia.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto saat mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam, di Garut. Foto: kumparan
Sebelumnya perhatian publik sempat terarah pada pernyataan Prabowo saat menyampaikan pidato kebangsaan di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UNKRI), Bandung, Jumat (8/3).
Ia menyebut ada 72 kartel yang sudah masuk ke Indonesia. Data tersebut, menurutnya, ia ambil langsung dari data BNN.
"Dari BNN sendiri, kepolisian sendiri mengatakan ada 72 kartel internasional sudah masuk Indonesia," tutur Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Saya pakai semua data resmi, saya enggak ngarang, bikin hoaks apalagi. Enggak berani bikin hoaks. Ini dari kepolisian kita sendiri," kata dia waktu itu.
Selain soal jumlah sindikat, Prabowo juga menyebut jumlah pengguna narkoba di Indonesia yang bisa saja mencapai 8 juta orang.
"Pengguna narkoba itu 5,9 juta tapi enggak ada data, belum ada angka pertambahan. Kemungkinan sekarang sudah 8 juta. 8 juta anak-anak kita kena narkoba," ucap Prabowo.
Namun, hal itu segera dibantah Humas BNN, Sulistyo Pudjo. Katanya, angka pengguna per-tahun 2019 besar kemungkinan tidak jauh naik dari data di tahun 2017, yakni 3,5 sampai 3,7 juta pengguna.