Penjelasan Cahaya Muncul di Atas Gunung Merapi saat Guguran Awan Panas

29 Agustus 2019 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi terkini Gunung Merapi usai mengeluarkan awan panas pada Rabu (14/8). Foto: Dok. Twitter BPPTKG
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi terkini Gunung Merapi usai mengeluarkan awan panas pada Rabu (14/8). Foto: Dok. Twitter BPPTKG
ADVERTISEMENT
Masyarakat baru-baru ini dihebohkan dengan video yang diunggah akun Instagram @pendakilawas. Video CCTV tersebut menampilkan guguran awan panas Gunung Merapi, Selasa (27/8) lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan unggahan, akun tersebut mempertanyakan cahaya kuning yang naik ke atas gunung di saat guguran awan panas terjadi.
Menanggapi viralnya unggahan tersebut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida menyampaikan unggahan tersebut bukanlah fenomena alam, melainkan pantulan dari kamera yang merekamnya.
"Sepertinya itu pantulan balik dari kamera. Jadi bukan fenomena alam," ujar Hanik kepada kumparan, Kamis (29/8).
Penjelasan yang sama juga disampaikan Heru Suparwaka, petugas di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang.
"Kalau yang ini bukan seperti itu (fenomena alam)," ujar Heru.
"Itu dimungkinkan oleh pantulan gambar balik dari kamera yang terpasang dalam dome," lanjutnya.
Sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran Selasa (27/8) petang. Dalam laporan BPPTKG Yogyakarta menyebutkan jarak luncur awan panas guguran mencapai 2.000 meter ke arah hulu Kali Gendol.
ADVERTISEMENT
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, awan panas guguran tersebut tercatat dalam seismogram pada pukul 18.09 WIB. Durasi awan panas guguran diketahui mencapai kurang lebih 198,90 detik.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 70 mm dan durasi ±198.90 detik. Jarak luncur 2.000 m ke arah hulu kali Gendol," terangnya.
Jika mengacu pada rekomendasi BPPTKG, jarak luncur kali ini masih aman. Berdasarkan rekomendasi BPPTKG, radius 3 Km dari puncak Gunung Merapi untuk dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat diimbau tetap tenang namun selalu mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.