Penjelasan Gus Ishaq soal Video Viral Percakapan dengan Mbah Moen

9 Mei 2019 16:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rombongan Habib dan Kiai pendukung Prabowo dari Jatim dan Jateng usai temui Mbah Moen di Ndalem Sarangan, Komplek Ponpes Al-Anwar, Rembang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan Habib dan Kiai pendukung Prabowo dari Jatim dan Jateng usai temui Mbah Moen di Ndalem Sarangan, Komplek Ponpes Al-Anwar, Rembang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Video percakapan KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen dengan keponakannya, Ishaq Masykuri (Gus Ishaq), viral di media sosial. Dalam video itu, Ishaq --yang memilih mendukung Prabowo-- dianggap meminta fatwa kepada Mbah Moen bahwa Pemilu 2019 curang.
ADVERTISEMENT
kepada kumparan, Gus Ishaq menjelaskan kedatangannya menemui Mbah Moen pada Selasa (7/5) bersama 9 orang lain, adalah untuk menyampaikan kondisi pasca-Pemilu 2019. Dalam dialog itu, dia memang menyebut ada kecurangan di pemilu, namun dia tidak meminta fatwa agar Mbah Moen menyatakan Pemilu 2019 curang.
"Kita bukan minta fatwa Mbah Moen. Jadi kita memberi informasi keadaan pilpres yang intinya curang, bukan minta fatwa," ucap Gus Ishaq saat dihubungi, Kamis (9/5).
Kepada Gus Ishaq, Mbah Moen menyatakan kecurangan harus dibuktikan dengan prosedur hukum dalam hal ini melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Mbah Moen juga memberi isyarat untuk menunggu hasil resmi KPU.
"Siapa pun yang jadi presiden, Mbah Moen akan taat. Sami'na wa 'ata'na," ucap Gus Ishaq.
ADVERTISEMENT
Gus Ishaq mengaku gara-gara video viral pertemuan itu dia di-bully netizen. Namun dia memaklumi karena netizen tak paham duduk perkaranya, dan mereka tak tahu Gus Ishaq adalah keponakan Mbah Moen.
"Saya di-bully karena enggak punya sopan, itu (yang mem-bully) kan enggak tahu saya ponakan (Mbah Moen), dan Mbah Moen enggak marah. Kalau marah, saya mundur. Saya juga minta maaf dan menyadari," ujar Ishaq.
Rombongan Habib dan Kiai pendukung Prabowo dari Jatim dan Jateng usai temui Mbah Moen di Ndalem Sarangan, Komplek Ponpes Al-Anwar, Rembang. Foto: Dok. Istimewa
Soal sikapnya yang terkesan menggebu-gebu saat bicara dengan Mbah Moen, Ishaq menyebut pembawaan diri. Sebab saat pertemuan singkat itu terjadi, Mbah Moen mengawali pembicaraan dengan menggunakan Bahasa Arab.
"Kan terbatas sekali (waktunya) karena ada tarawih. Kiai Suyudi jadi juru bicara. Kan murid kesayangan (Mbah Moen) duduknya saja berdampingan. Mbah Moen pakai bahasa Arab bahas pilpres ini. Saya kan termasuk ponakan yang berani interupsi. Mbah, saya tidak paham bahasa Arab, pakai bahasa Jawa saja," jelas Ishaq.
ADVERTISEMENT
Mbah Moen lantas mengabulkan permintaan Ishaq yang kemudian disambutnya dengan menyampaikan pendapatnya terkait dengan kecurangan yang terjadi dalam pemilu. Ishaq memakai bahasa Jawa halus (kromo).
Ishaq menyebut, Mbah Moen selama ini dianggapnya sebagai orang tua sendiri. Bahkan, dia juga mengklaim kedekatannya dengan Mbah Moen, salah satu contohnya adalah ketika Mbah Moen membantu mencarikan menantu untuknya.
Rombongan Habib dan Kiai pendukung Prabowo dari Jatim dan Jateng usai temui Mbah Moen di Ndalem Sarangan, Komplek Ponpes Al-Anwar, Rembang. Foto: Dok. Istimewa
"Orang bully kan bukan materinya. Sikapnya, pembawaan. Saya di-bully juga baik di keluarga. Tapi intinya yang mem-bully saya pendukung Jokowi," sambung Ishaq.
Ishaq juga mengklarifikasi soal sumpah mubahalah yang terlontar dalam video tersebut, untuk meyakinkan Pemilu 2019 curang. Dia menyebut sumpah itu disampaikan oleh Gus Aam atau KH Solachul Aam Wahib Wahab.
Mubahalah adalah sumpah di bawah Al-Quran, sembari memohon kutukan kepada Allah untuk dijatuhkan kepada orang yang salah atau dusta. Sumpah tersebut untuk mencari bukti kebenaran salah satu pihak.
ADVERTISEMENT
"Perlu diluruskan, yang mubahalah bukan saya, itu Gus Aam di depan saya. Dia yang mimpin, (sumpah mubahalah itu) kita yakin semua data-data ini terus saking yakinnya termasuk ponakan siap mubahalah," tegasnya.
Terlepas dari klarifikasinya, Ishaq mengaku tak mempersoalkan bully-an yang kini tak terbendung kepadanya. Pasalnya, dia meyakini bahwa Mbah Moen tidak marah dan memahami sikapnya.
"(Di-bully) Biasa, siap, risiko saya di-bully. Kelompok Prabowo (menyebut sikap saya) hebat. Kalau oposisi bilang kurang ajar," tukasnya.