Penjelasan Lengkap Kapolri soal Keluarga Bomber di Surabaya

13 Mei 2018 20:50 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian hanya butuh beberapa jam saja untuk mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur. Dengan detail, Tito sudah bisa mengungkapkan identitas pelaku, kronologi kejadian, sampai bom yang digunakan.
Kapolri Tito Karnavian. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Penjelasan ini disampaikan Tito saat menggelar jumpa pers di RS Bhayangkara, Surabaya, Minggu (13/5). Dalam jumpa pers tanpa tanya jawab ini, Tito didampingi sejumlah pejabat kepolisian dan ada juga tokoh nasional seperti Din Syamsuddin dan Mahfud Md. Berikut penjelasan lengkap Tito:
ADVERTISEMENT
Dari tadi pagi tim bergerak. Alhamdulillah sudah bisa diidentifikasi pelakunya. Jadi pelaku ini diduga satu keluarga yang melakukan serangan di Gereja Pantekosta, yang gunakan Avanza diduga orang tua dan bapaknya, bernama Dita, Dita Oepriarto, diduga keras.
Kemudian sebelumnya dia mendrop istrinya dan dua anak perempuannnya, istrinya diduga meninggal bernama Puji Kuswati.
Kemudian yang perempuan bernama Fadhila Sari (12) dan Famela Rizqita (9) kelahiran Surabaya semua, kecuali Puji Kuswati kelahiran Banyuwangi. Jadi yang ketiga di Gereja Santa Maria, itu dua laki laki, diduga dua putra dari Dita, yang satu bernama Yusuf Fadhil (18) dan Firman Halim (16). Semua adalah serangan bom bunuh diri. Cuma jenis bomnya yang mungkin berbeda.
Polisi tunjukan foto keluarga teroris (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
Yang dengan Avanza di Jalan Arjuna, itu menggunakan bom yang diletakkan dalam kendaraan setelah itu ditabrakkan. Ini ledakan terbesar dari tiga ledakan ini.
ADVERTISEMENT
Untuk yang gereja di Jl Diponogero, GKI, itu tiga-tiganya menggunakan bom yang diletakkan di pinggang, pada belt, apa namanya.. Ciri-cirinya sangat khas karena yang rusak adalah bagian perutnya saja. Baik yang perempuan maupun anaknya. Bagian atas dan bagian bawahnya masih utuh. Di tempat ini tak ada korban dari masyarakat.
Kemudian bom di jalan Ngagel, gereja katolik Ngagel, itu menggunakan bom yang dipangku. Ini kita belum paham jenis bom jelasnya karena ini pecah. Tapi efek ledakannya cukup besar dan itu dibawa oleh dua orang dengan sepeda motor.
Jadi, ini ciri khas bom-bom yang digunakan oleh pelaku bunuh diri, namun jelasnya bagaimana, bahan peledaknya apa, ini sedang dilakukan penyelidikan oleh Laboratorium Forensik Polri.
ADVERTISEMENT
Sekarang pertanyaannya ini dari kelompok mana? Kelompok ini tidak lepas dari kelompok JAD-JAT, Jemaah Anshaarud Daulah dan Jemaah Anshaarud Tauhid, yang merupakan pendukung utama ISIS. Di Indonesia, JAD ini didirikan dan dipimpin oleh Aman Abdurrahman yang sekarang ditahan di Mako Brimob
Kelompok yang ada ini, satu keluarga ini terkait dengan sel JAD yang ada di Surabaya. Dialah ketuanya, Dita ini. Memang aksi ini kita duga motifnya, pertama adalah di tingkat internasional, ISIS ditekan oleh kekuatan barat Amerika, Rusia dan lain, sehingga terpojok. Kemudian memerintahkan jaringan di luar termasuk yang sudah kembali di Indonesia untuk melakukan serangan di seluruh dunia, termasuk di London ada serangan juga peristiwa serangan terorisme, menggunakan pisau.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri ada dua macam kelompok terkait ISIS ini, yang jadi ancaman kita. Pertama adalah kelompok yang memang JAD-JAT yang sel selnya ada di beberapa tempat. Kedua, mereka yang kembali. Berangkat ke Suriah, lalu kembali ke Indonesia. Atau yang tertangkap oleh otoritas di Turki atau Yordania, ada di tetangga sekitar Suriah, kemudian kembali ke Indonesia.
Jumlah yang masih tinggal di sana, yang sudah berangkat lebih kurang 1.100 lebih, 500 lebih di antaranya masih di Suriah ada sekitar 103 yang meninggal di Suriah dan 500 dideportasi kembali ke Indonesia.
Ini yang jadi tantangan kita karena mindset mereka masih mindest ideologinya ISIS. Kemudian kita lihat dalam kasus yang lokal juga ada masalah, bagi mereka. Karena pimpinan-pimpinan mereka sudah kita lakukan penangkapan. Yang bersangkutan selain berkaitan dengan pelatihan militer di Aceh, juga terkait dengan bom Thamrin Jakarta. Dia adalah salah satu dalang kasus bom Thamrin Jakarta tahun 2016. Sehingga yang bersangkutan sekarang diproses untuk kasus bom Thamrin.
ADVERTISEMENT
Setelah yang bersangkutan diproses, dia digantikan sosok lain, yang ditunjuk adalah Ketua JAD Jawa Timur, Zainal Anshori. Zainal Anshori in kemudian ditangkap lagi dalam kaitan penyelundupan senjata dari Filipina oleh seorang tersangka bernama Suryadi. Karena ditangkap para pimpinan pimpinan ini, baik Aman Abdurrahman, Zainal Anshori. Kemudian kelompok-kelompok ini mulai bereaksi untuk melakukan pembalasan. Salah satunya dengan membuat kerusuhan di Mako Brimob. Jadi bukan hanya sekadar masalah makanan tapi memang sudah ada kemarahan.
Kemudian peristiwa di rutan Mako Brimob dengan adanya kerusuhan itu, membuat sel-sel lain, yang mereka maunya panas, lalu ada instruksi dari ISIS di Suriah, lalu para pimpinannya tertangkap, jadi mereka melakukan momentum untuk pembalasan itu.
Nah ini beberapa tempat kita lakukan tindakan. Satu hari setelah peristiwa Rutan Mako Brimob kita lakukan penangkapan di Karawang. Empat orang. Dua orang yang memiliki senjata api dan tajam, dan dua orang di antaranya tertembak, satu meninggal dunia di Bekasi, satu tertembak luka. Dua dalam keadaan hidup.
ADVERTISEMENT
Kemudian yang satu, rekan-rekan mungkin sudah paham. Ada satu orang yang sempat mendekat ke Markas Brimob, sempat diamankan anggota, tapi kemudian dia melakukan penyerangan dengan pisau, kemudian ditembak balik anggota, meninggal dunia. Tapi, anggota kita juga gugur.
Tadi malam kita juga dapat informasi yang sama. Ada sel lain di Jawa Barat, Cianjur. Mereka juga memiliki bom dan juga akan bangkit. Maka kita lakukan tindakan. Ada enam orang yang akan ditangkap. Empat orang melakukan perlawanan, kemudian empat orang tertembak mati. Dua tertangkap hidup, di Jawa Barat.
Di Jawa Timur, ini sel yang bergerak. JAD Surabaya. Satu keluarga pimpinan dari diduga Dita. Pertanyannya adalah apa langkah-langkah kita.
Kami sudah lapor ke presiden. Bahwa Polri, TNI, BIN bergerak. Kami akan merapatkan barisan, selain yang sudah kita tangkap semenjak beberapa hari lalu, ke depan ini saya minta bapak panglima TNI, beliau nanti akan mengirimkan kekuatan untuk melakukan operasi bersama. Kita akan melakukan penangkapan kepada kelompok sel-sel JAD JAT, maupun mereka yang diduga mau melakukan aksi.
ADVERTISEMENT
Persoalannya memang, mereka juga orang-orang terlatih. Mereka mengerti cara menghindari deteksi intelijen, dan mereka juga paham. Kita mendapatkan buku manual mereka, bagaimana menghindari komunikasi, bagaimana menghindari surveillance, bagaimana meng-counter interogasi. Mereka memiliki manual. Jadi mereka juga berlatih bagaimana cara untuk menghindari deteksi kita.
Oleh karena itu kita akan berusaha tetap maksimal. Mohon dukungan dari semua pihak. Yang jelas, kelompok ini tidak terlalu besar, ini adalah sel-sel kecil. Mereka tidak mungkin bisa mengalahkan negara. Mengalahkan TNI, Polri dan kita semua. Yang jelas kita harus bersatu padu. Mohon dukungan semua pihak agar kita dapat melakukan tindakan-tindakan.
Satu lagi yang penting adalah kita harapkan undang-undang kita segera diperbaiki. Revisi undang-undang jangan terlalu lama. Sudah satu tahun.
ADVERTISEMENT
Kenapa? Karena kita tahu sel-selnya mereka, tapi kita tidak bisa menindak mereka, kalau mereka tidak melakukan aksi. UU no 15 tahun 2003 ini sangat responsif sekali, jadi kit bisa bertindak kalau seandainya mereka melakukan aksi atau kalau sudah jelas ada barang buktinya.
Kita ingin agar lebih dari itu. Salah satunya misalnya, kita bisa negara atau institusi pemerintah atau institusi hukum misalnya pengadilan, menetapkan misalnya JAD-JAT sebagai organisasi teroris dan setelah itu ada pasal yang menyebutkan bahwa siapa pun yang bergabung dalam organisasi teroris ini dapat diproses pidana. Ini akan lebih mudah buat kita.
Kita juga mohon dukungan kepada teman-teman di DPR. Agar ini cepat revisinya jangan terlalu lama. Ini korban sudah berjatuhan. Jangan menunggu terlalu lama lagi. Negara membutuhkan power yang lebih.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kembali dari Suriah 500 orang ini, termasuk di antaranya diduga keluarga ini. Kita nggak bisa berbuat apa-apa selama mereka nggak melakukan pidana. Kalau mereka memakai paspor palsu kita bisa melakukan proses hukum. Tapi kalau tidak melakukan apa-apa sepertinya, hanya 7 hari kewenangan untuk menahan mereka, menginterview mereka, setelah itu kita lepas. Kalau setelah dilepas kita monitor, mereka juga menghindari dari monitor kita. Itu persoalannya.
Kita berharap undang-undang ini segera direvisi, bila perlu kalau seandainya terlalu lama, kita memohon kepada presiden agar membuat Perpu.