Penjelasan Said Didu soal Akun Twitter, FB, dan WA yang Diretas

14 April 2019 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sudirman Said, Said Didu, Erwin Aksa dan Faldo Maldini dalam Konferensi Pers peretasan akun Twitter Said Didu di Es Teller 77, Jakarta Selatan. Foto: Adim Mugni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sudirman Said, Said Didu, Erwin Aksa dan Faldo Maldini dalam Konferensi Pers peretasan akun Twitter Said Didu di Es Teller 77, Jakarta Selatan. Foto: Adim Mugni/kumparan
ADVERTISEMENT
Akun Twitter Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, diretas orang tak dikenal. Setelah diretas, unggahan yang muncul di akun Twitternya berisi serangan kepada Prabowo-Sandi dan pendukungnya.
ADVERTISEMENT
Rupanya, tidak hanya itu. Akun Facebook dan nomor WhatsApp Said Didu juga diretas. Said menduga, peretasan dilakukan saat dirinya menonton secara langsung debat capres dan cawapres di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (13/4)
"Tadi malam Facebook dan Twitter saya diambil bersamaan saat nonton debat di Hotel Sultan," kata Said dalam jumpa pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/4).
Sudirman Said, Said Didu, Erwin Aksa dan Faldo Maldini dalam Konferensi Pers peretasan akun Twitter Said Didu di Es Teller 77, Jakarta Selatan. Foto: Adim Mugni/kumparan
Selain akun media sosialnya, Said mengungkapkan bahwa nomor WhatsApp (WA) pun pernah diretas." Nah akun WA saya 2 minggu lalu juga seperti itu, diambil sekitar 10 jam oleh orang dan alhamdulillah dapat kembali," ujarnya.
Menurut Said, akun Facebook-nya dapat diambil alih kembali pada Minggu dini hari, sementara akun Twitter-nya belum juga pulih.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku pesimistis akunnya akan bisa kembali. "Sampai pukul 05.00 WIB, sudah tidak bisa diambil alih kembali, sudah dikuasai orang lain," tutur Said.
Said menduga akunnya dibajak karena sering mengungkapkan kebohongan publik melalui media sosial. Sehingga ada orang yang tidak suka dengan perbuatannya itu. Padahal, Said menyatakan bahwa dirinya bukan tergabung dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.
"Saya ingin menyatakan betapa negeri ini, negara sudah tidak hadir melindungi hak dasar warga negara untuk kebebasan berpendapat," kata dia.