Penjelasan Wali Kota Jakpus soal Bagi-bagi Sembako di Monas

30 April 2018 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pembagian sembako yang dilakukan oleh Forum Untukmu Indonesia menuai permasalahan. Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengatakan kegiatan tersebut tidak bekerja sama dengan Pemprov DKI.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kata Mangara, panitia tidak menjelaskan kepada Pemprov mengenai jumlah peserta yang hadir. Padahal jumlah massa di kegiatan tersebut sangat banyak.
“Panitia tidak menjelaskan perkiraan jumlah massa yang mau dihadirkan, dan ternyata pada jam 11.15 WIB, berdasarkan hasil dari Monas itu massa yang masuk itu sudah kurang lebih 100 ribuan,” kata Mangara di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, (30/4).
Mangara mengaku saat memeriksa kawasan Monas yang sudah semakin tidak kondusif, ia bersama pihak-pihak terkait, khususnya aparat, memutuskan untuk menutup pintu Monas. Kemudian ia membuka pintu di sisi Pertamina untuk massa yang keluar dari Monas.
Mangara menjelaskan ada tiga sembako yang dibagikan yaitu beras, minyak, dan mie instan. Namun ketiga sembako tersebut tidak dibagikan dalam satu tempat sehingga massa semakin menumpuk karena pengaturan yang tidak sesuai.
ADVERTISEMENT
“Pintu loket masing-masing mengambil jenis (sembako) ini berbeda. Nah ini yang membuat sangat ribet. Akhirnya waktu itu kami sepakat berempat Karo Ops, Dandim, Kapolres, dan Wali Kota untuk memberhentikan sementara pembagian sembako,” paparnya.
“Kemudian kita amati karena begitu banyak massa yang sudah siap akan menerima sembako, akhirnya Karo Ops, Kapolres, Dandim memerintahkan beberapa orang untuk mengawal pelaksanaan kegiatan itu. Bukan menjadi pelaksana tetapi mengawal supaya tidak terjadi situasi yang tidak dikehendaki,” tambahnya.
Untuk mengamankan situasi, Mangara menjelaskan pihaknya kemudian mengubah sistem antrean dengan menjadikan ketiga sembako tersebut bisa diambil dari sekali mengantre saja.
Selain itu, ribuan massa yang memadati Monas juga membuat jalanan di sekitar Medan Merdeka tak bisa bergerak, karena jumlah kendaraan yang dipakai massa untuk ke Monas cukup banyak.
ADVERTISEMENT
“Coba bayangkan kalau 100 ribu massa datang ke Monas dengan kendaraan, berarti kendaraannya itu sudah berapa? Kalau rata-rata dibagi 50 berarti kan sudah 200 kendaraan dan itu melebihi dari kendaraan yang masuk di sana,” terang Mangara.
“Sehingga jalan di Medan Merdeka itu terkunci. Itulah yang membuat suasana hari Sabtu itu menjadi betul-betul sangat crowded,” pungkasnya.
Diketahui, pembagian sembako di Monas yang dilakukan oleh Forum Untukmu Indonesia menimbulkan kericuhan. Bahkan arus lalu lintas di sekitar Monas menjadi terhambat karena kegiatan ini.
Lonjakan penumpang pun terjadi di Stasiun Juanda. Hal ini terjadi karena penumpang yang juga merupakan peserta kegiatan Forum Untukmu Indonesia ini tidak bisa keluar di pintu keluar stasiun karena tidak memegang tiket fisik.
ADVERTISEMENT
Vice President Corporate Communication PT KCI Eva Chairunisa, lewat keterangannya mengatakan, puluhan ribu penumpang tersebut tak bisa keluar stasiun, karena koordinator acara dari sejumlah daerah itu hanya menyuruh para peserta sekedar melakukan tap in dan meminta kembali tiket gratis yang telah diberikan.