news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penjelasan Wiranto Soal Anak dan Cucunya yang Bercadar

19 November 2018 19:17 WIB
comment
85
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga Wiranto saat pemakaman cucu Ahmad Daniyal Alfatih di Karanganyar pada 16 November 2018 (Foto: Internet via Twitter @TogaMD)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga Wiranto saat pemakaman cucu Ahmad Daniyal Alfatih di Karanganyar pada 16 November 2018 (Foto: Internet via Twitter @TogaMD)
ADVERTISEMENT
Pemakaman cucu Menko Polhukam Wiranto, Ahmad Daniyal Al Fatih, pada 16 November 2018 tak hanya menyisakan duka yang mendalam. Foto keluarga Wiranto di pemakaman Daniyal -- bocah 1 tahun 4 bulan yang meninggal karena terpeleset di kolam ikan -- justru menjadi viral di media sosial karena cadar dan sorban yang dikenakan.
ADVERTISEMENT
Wiranto akhirnya buka suara soal hal itu. Ia juga menyayangkan pihak-pihak yang berusaha menghubung-hubungkan pakaian yang dikenakan keluarganya dengan jabatannya sebagai menko polhukam.
Wiranto membuka klarifikasinya, dengan menceritakan salah satu anaknya, Zainal Nurizky, yang meninggal saat belajar Al-Quran di Afrika Selatan tahun 2013 silam. Berikut klarifikasi lengkap yang ditulis Wiranto terkait viralnya foto keluarganya tersebut:
Menkopolhukam Wiranto di rumah duka (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Wiranto di rumah duka (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
Beberapa tahun yang lalu, di saat anak saya Zainal Nurizky (alm) meninggal dunia pada saat belajar Al -Quran di Afrika Selatan, ada sebagian orang mengatakan bahwa anak Wiranto menganut Islam radikal, masuk Islam garis keras, kader terorisme dan seterusnya.
Padahal dengan kesadarannya sendiri, dia minta izin untuk keluar dari Universitas Gadjah Mada yang sangat bergengsi itu, karena keprihatinan dan kesadarannya melihat perilaku sebagian generasi muda yang tidak lagi memiliki kepribadian yang terpuji.
ADVERTISEMENT
Dia mendalami Al-Quran untuk memantapkan akhlak dan moralnya sebagai basis pengabdiannya ke depan nanti sebagai generasi penerus. Lewat internet, dia memilih tempat belajar Al-Quran yang bebas politik, Ponpes Internasional di wilayah Land Asia Afrika Selatan yang khusus untuk memantapkan pemahaman Al-Quran yang mengedepankan persaudaraan dan kedamaian, bukan sekolah teroris.
Sayang sekali, baru satu tahun belajar dari 7 tahun yang harus dijalaninya, dia meninggal di sana karena sakit, di saat membaca ayat-ayat suci. Maka, saat ada orang yang mencibir dan memfitnah, saya pun hanya tertawa, karena memang tidak perlu saya layani.
Menkopolhukam Wiranto memperlihatkan foto cucunya Ahmad Daniyal Alfatih. (Foto:  Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Wiranto memperlihatkan foto cucunya Ahmad Daniyal Alfatih. (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
Sekarang ini, pada saat cucu saya Ahmad Daniyal Al Fatih (alm) meninggal dunia, ibu, ayah dan kakak- kakaknya mengenakan busana muslim yang bercadar, bersorban, banyak masyarakat terkejut. Media sosial ramai membincangkan tentang mereka.
ADVERTISEMENT
Ada yang senang dan ada pula yang mencerca dengan prasangka dan cara mereka. Bahkan mencoba menghubung-hubungkan dengan tugas dan jabatan saya sebagai Menko Polhukam.
Agar anak dan cucu saya dapat menghadap Allah yang Maha Kasih dengan tenang, maka tidak ada salahnya kalau saya menjelaskan tentang keluarga saya dan prinsip-prinsip kehidupan yang saya berikan kepada mereka.
Saat ini, di tahun 2018, sudah genap setengah abad (50 tahun) saya mengabdikan diri saya kepada Ibu Pertiwi. 32 tahun dalam penugasan sebagai militer aktif dan sisanya, 18 tahun, dalam politik dan pemerintahan. Banyak yang telah saya lakukan untuk menjaga keutuhan, kedaulatan dan kehormatan negeri ini.
Prestasi, pujian juga fitnah dan cercaan sudah tak terbilang banyaknya. Namun, tidak menggoyahkan kecintaan saya kepada negeri ini dan keyakinan saya tentang ideologi negara Pancasila, Saptamarga yang telah merasuk dalam jiwa raga saya.
ADVERTISEMENT
Dengan modal itu, saya ajari mereka untuk merasa memiliki, mencintai, membela negeri ini di mana pun posisi mereka, apa pun pekerjaan mereka. Karena di sinilah kita dilahirkan, dibesarkan, dididik, mendapatkan kehidupan bahkan tempat peristirahatan yang terakhir.
Wiranto dan rekan-rekannya di TNI AD. (Foto: Facebook Official Wiranto)
zoom-in-whitePerbesar
Wiranto dan rekan-rekannya di TNI AD. (Foto: Facebook Official Wiranto)
“Jangan campur adukkan agama dengan ideologi negara, jangan jual agama untuk kepentingan politik dan jangan jual agama untuk mencari keuntungan finansial. Dalami agama untuk bekal di akherat dan memberikan kebaikan bagi sesama, bangsa dan negara”.
“Kamu boleh kenakan baju apa saja, selama kamu merasa nyaman, tetapi yang penting janganlah penampilanmu hanya untuk pamer tentang ke-Islamanmu, karena kedalaman agamamu bukan diukur dari pakaianmu atau penampilanmu, tetapi akhlak dan perilakumulah yang lebih utama”.
Saya memberikan kebebasan kepada keluarga saya untuk menjadi apa saja dan melakukan apa saja sepanjang tidak keluar dari rambu-rambu kehidupan yang telah saya pesankan kepada mereka itu. Saya selalu menekankan kepada mereka untuk berusaha memberikan kebaikan kepada negeri ini dan bukan malah merepotkan negeri ini.
ADVERTISEMENT
Saya beruntung pernah dipercaya menjadi Panglima ABRI/TNI tetapi tak seorang pun anak atau menantu saya mengikuti jejak saya sebagai militer, atau menjadi rekanan untuk pengadaan Alutsista.
Wiranto memberi sambutan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Hanura (Foto: Fanny Kusumawardhani)
zoom-in-whitePerbesar
Wiranto memberi sambutan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Hanura (Foto: Fanny Kusumawardhani)
Saya mendirikan Partai Hanura, namun tak seorang pun dari keluarga saya menjadi pengurus partai. Saya memang meminta dengan sungguh-sungguh kepada mereka untuk jangan sekali-kali memanfaatkan jabatan saya untuk kepentingan pribadi.
Saya bersyukur sampai detik ini kami sekeluarga masih dapat mempertahankan komitmen itu.
Terima kasih kepada siapa saja di saat cucu saya Ahmad Daniyal Al Fatih (alm) meninggal dunia, telah memberikan atensi dan doanya. Semoga semua itu akan menjadi bekal yang menerangi jalan baginya untuk menghadap Tuhan Yang Maha Kasih, Amiin.
ADVERTISEMENT
Wiranto, 19 November 2018